Kutipan Novel Sejarah, Kunci Jawaban Kelas 12 SMA SMK Bahasa Indonesia Bab 2 TA 2022, Pembahasan Tugas Soal

17 Agustus 2022, 15:20 WIB
Ilustrasi Kunci Jawaban Tema 2 kelas 4 SD MI halaman 5 Subtema 1. /Freepik.com/Freepik.

MANTRA SUKABUMI - Inilah soal pada buku Bahasa Indonesia kelas 12 SMA SMK  tentang kutipan novel novel sejarah tahun ajaran 2022.

Artikel ini dapat disimak secara lengkap dengan tugas soal yang diberikan namun dapat diketahui dengan pembahasannya.

Kutipan Novel Sejarah ini dapat diketahui para siswa siswi mengenai pembahasannya secara lengkap.

Baca Juga: Kunci Jawaban Soal Post Test Kurikulum Merdeka Modul 2 Topik Pembelajaran dengan Paradigma Baru

Sehingga diharapkan bagi para siswa siswi kelas 12 SMA SMK dapat diketahui dengan pembahasan buku paket Bahasa Indonesia berikut ini.

Dilansir mantrasukabumi.com pada buku.kemdikbud.go.id inilah kunci jawaban pada buku paket Bahasa Indonesia kelas 12 SMA SMK.

Ketahuilah kutipan novel sejarah
mengenai sruktur berikut ini:

1. - Kutipan Novel Sejarah

Duka membayang di kaki langit, duka
sekali lagi membungkus mata hati.
...
Ada banyak hal yang dicatat Pancaksara,
banyak sekali. Kesedihan kali ini terjadi
bagai pengulangan peristiwa sembilan
belas tahun yang lalu, yang ditulisnya
berdasar kisah yang dituturkan ayahnya,
Samenaka, karena ketika peristiwa itu
terjadi Pancaksara masih belum bisa
dibilang dewasa.

Kala itu tahun 1309. Segenap rakyat
berkumpul di alun-alun. Semua berdoa,
apa pun warna agamanya, apakah
Siwa, Buddha, maupun Hindu. Semua
arah perhatian ditujukan dalam satu
pandang, ke Purawaktra yang tidak
dijaga terlampau ketat. Segenap prajurit
bersikap sangat ramah kepada siapa
pun karena memang demikian sikap
keseharian mereka. Lebih dari itu,
segenap prajurit merasakan gejolak yang
sama, oleh duka mendalam atas gering
yang diderita Kertarajasa Jayawardhana

- Struktur

Orientasi

- Keterangan

Berisi penjelasan tentang latar
waktu dan situasi cerita yang
akan diceritakan yaitu pada masa
kerajaan Majapahit.

2. - Kutipan Novel Sejarah

Dan ketika bende Kiai Samudra dipukul
bertalu, tangis serentak membuncah.
Ayunan pada bende yang getar suaranya
mampu menggapai sudut-sudut
kota merupakan isyarat yang sangat
dipahami. Gelegar bende dengan nada
satu demi satu.

Namun, berjarak sedikit lebih lama dari
isyarat kebakaran merupakan pertanda
Sang Prabu mangkat. Semua orang yang
mendengar isyarat itu merasa denyut
jantungnya berhenti berdetak.

Di bilik pribadinya, Sang Prabu
Kertarajasa Jayawardhana yang ketika
muda sangat dikenal dengan sebutan
Raden Wijaya membeku. Empat dari lima
istrinya meledakkan tangis (h.4).

- Struktur

Pengungkapan peristiwa

- Keterangan

Pada bagian ini penulis menyajikan
peritiwa kematian Sang Prabu
Kertaradjasa Jayawardhana.
Kematian Sang Raja inilah yang
menjadi penyebab munculnya
permasalahan dalam cerita
selanjutnya.

Di sini tokoh utama, Gajah Mada
mulai menghadapi banyak persoalan.

3. - Kutipan Novel Sejarah

Yang mencuri perhatian kali ini bukan
hanya soal desas-desus itu. Sepeninggal
Kalagemet Sri Jayanegara dengan segera
muncul pertanyaan, siapa yang akan naik
takhta menggantikannya.

Dua pewaris yang masing- masing
berwajah cantik itu memang bersih,
tetapi apa yang terlihat tidak
sesederhana yang tampak. Pancaksara
bahkan melihat persaingan amat tajam
bakal terjadi, terutama riuhnya barisan
orang-orang di belakang Kudamerta dan
barisan orang-orang

-Struktur

Menuju konflik

- Keterangan

Peristiwa yang diungkapkan pada
bagian ini merupakan peristiwa
yang akan menyebabkan terjadinya
konflik-konflik berkepanjangan
dalam novel.

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA SMK Hal 40 Sejarah Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara

4. - Kutipan Novel Sejarah

di belakang Cakradara. Bagaimana
dengan yang bersangkutan, Kudamerta
dan Cakradara? Karena beristrikan
ratu pewaris takhta tidak ubahnya ikut
numpang mewarisi takhta itu sendiri.

- Struktur

Menuju konflik

Keterangan

- Peristiwa yang diungkapkan pada
bagian ini merupakan peristiwa
yang akan menyebabkan terjadinya
konflik-konflik berkepanjangan
dalam novel.

5. - Kutipan Novel Sejarah

“Siapa yang terbunuh di
Bale Gringsing?”
“Lurah Prajurit Ajar Langse,” jawab
Bhayangkara Macan Liwung. Gajah Mada
menarik napas lega setelah mengetahui
bukan Gajah
Enggon yang terbunuh di Bale Gringsing.

Akan tetapi, bahwa pembunuhan itu
terjadi di tempat itu membuat Gajah
Mada penasaran. Apalagi yang terbunuh
adalah Ajar Langse yang belum lama
berpapasan dengannya.

- Struktur

Puncak konflik

- Keterangan

Pada bagian ini banyak peristiwa
besar yang terjadi yang
menyebabkan permasalahan
menjadi sangat rumit yaitu
pembunuhan demi pembunuhan
yang terus terjadi, tetapi pelakunya
belum tertangkap.

6. - Kutipan Novel Sejarah

Balai Prajurit ramai sekali. Berita
mengenai ditangkapnya pemimpin
orang-orang yang berniat melakukan
makar dengan cepat menyebar.
Ketika melintas Pasar Daksina prajurit
Bhayangkara yang membawa pulang
pimpinan pemberontak yang tertangkap
di Karang Watu, maka dengan segera
berita itu menyebar ke penjuru kota.
Lebih-lebih ketika hari merambat
siang tawanan dalam jumlah lebih
banyak diangkut dengan kereta kuda
menuju kotaraja di bawah pengawalan
gabungan pasukan Jalapati dan Sapu
Bayu. Menurut kabar, yang tertangkap
sebenarnya lebih banyak lagi, namun
masih menempuh perjalanan dengan
berjalan kaki.

Gajah Mada sedang berada di Antawulan
saat mendapat beberapa laporan dari
Lembu Pulung. Bhayangkara Gagak
Bongol yang memimpin kerja besar
pencandian dan pengarcaan Jayanegara
di beberapa tempat sekaligus ikut
menyimak pembicaraan antara Gajah
Mada dan lembu Pulung, termasuk
Bhayangkara Gajah Geneng dan
Macan Liwung yang datang menyusul.
Dengan ringkas dan jelas Lembu Pulung
menuturkan apa yang terjadi.
“Begitulah, Kakang. Dalam penyergapan
itu kami berhasil menangkap Raden Panji
Rukmamurti yang menjadi pimpinan
gerakan makar itu. Namun, tidak berhasil
menangkap Rangsang Kumuda,” kata
Lembu Pulung.
“Tak apa. Rangsang Kumuda atau
Pakering Suramurda sudah mati.
Semalam kami hampir berhasil
menyergapnya hidup-hidup,
tetapi ada orang tak dikenal yang
mendahului melepas anak panah. Siapa
pembunuhnya, gelap gulita. Terus, siapa
Raden Panji Rukmamurti itu? Bangsawan
dari mana dia?”

- Struktur

Resolusi

- Keterangan

Penyelesaian permasalahan atau
konflik di kerajaan Majapahit
dilakukan tokoh utama (Gajah Mada)
dengan menangkap semua pelaku
kerusuhan.

7. - Kutipan Novel Sejarah

Dyah Menur berbalik dengan
memejamkan mata. Dyah Menur
Hardiningsih yang menggendong
anaknya dan Pradhabasu yang juga
menggendong anaknya, berjalan
makin jauh dan makin jauh ke arah
surya di langit barat. Dan sang
waktu sebagaimana kodratnya akan
mengantarkan ke mana pun mereka
melangkah. Sang waktu pula yang
menggilas semua peristiwa menjadi
masa lalu.

- Struktur

Koda

- Keterangan

Pada bagian akhir novel, penulis
memberikan pernyataan tentang
semua peristiwa yang terjadi dengan
kalimat penutup: Sang waktu pula
yang menggilas semua peristiwa
menjadi masa lalu.

Disclaimer:

1. Artikel ini dibuat untuk membantu siswa siswi SMA SMK dengan materi pembelajaran sesuai buku paket.

2. Kunci jawaban dibuat di bawah ini tidak sepenuhnya mutlak, diharapkan siswa siswi dapat mengasah kembali jawaban dengan teliti sehingga menemukan jawaban yang tepat dan akurat.***

Editor: Robi Maulana

Sumber: Kemendikbud

Tags

Terkini

Terpopuler