4 Tips Mengajar Pelajaran Sastra Berdasarkan Kurikulum Merdeka

12 Juni 2024, 15:40 WIB
Canva /

MANTRA SUKABUMI - Pembahasan kali ini akan menyajikan informasi mengenai beberapa tips mengajar pelajaran Sastra berdasarkan Kurikulum Merdeka.

Guru yang hendak mengajar pelajaran sastra di kelas berdasarkan Kurikulum Merdeka perlu memiliki persiapan yang matang agar proses pembelajaran tersebut dapat berjalan lancar. 

Ada beberapa tips yang bisa dilakukan oleh guru dalam mengimplementasikan pembelajaran tersebut. 

Sehingga diharapkan pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan berjalan sesuai rencana, asyik, dan memikat para peserta didik.

Seperti yang diketahui bahwa mulai tahun ajaran baru tahun 2024 ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) telah menetapkan dan memutuskan memasuukan pelajaran sastra sebagai materi utama dalam Kurikulum Merdeka.

Pelajaran sastra akan diterapkan untuk semua jenjang sekolah formal mulai dari tingkat dasar (SD) hingga tingkat menengah atas (SMA).

Bahan ajar yang dibutuhkan mulai dari buku sastra seperti novel, cerpen, puisi, dan lain sebagainya, nantinya bisa diunduh di laman resmi Kemendikbud Ristek.

Ada ratusan buku sastra yang akan disiapkan untuk para guru sebagai pegangan.

Pelaksanaan pembelajaran sastra di kelas menggunakan Kurikulum Merdeka ini memiliki sejumlah tujuan, di antaranya adalah pembentukan karakter siswa sesuai profil pelajar Pancasila. 

Selain itu juga diharapkan dapat meningkatkan minat baca generasi kita menuju Indonesia Emas.

Nah, agar proses pembelajaran tersbut sesuai rencana dan mencapai tujuan yang dimaksud, maka seorang guru yang bertanggung jawab mengajar pelajaran sastra tersebut, wajib memiliki persiapan tertentu.

Simak tipsnya berikut ini yang telah dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber pada Rabu 12 Juni 2024.

Baca Juga: Langkah dan Contoh Aksi Nyata Melakukan Asesmen Awal Pembelajaran Topik Asesmen SD/Paket A di PMM

1. Membaca Sampai Selesai

Sebelum mengajak siswa mempelajar sebuah karya sastra, seorang guru perlu membaca buku sastra yang akan diajarkan hingga tamat. 

Tidak mungkin seorang guru dapat mengajarkan materi sastra tersebut kecuali telah memahami seluruh isi yang terkandung di dalam buku sastra tersebut. 

Oleh sebab itu, wajib bagi seorang guru untuk membaca terlebih dulu seluruh isi buku sastra yang akan diajarkan.

Seperti diharapkan oleh Kementerian Pendidikan, masukkan pelajaran sastra di dalam Kurikulum Merdeka ini juga memiliki tujuan untuk memberdayakan guru agar dapat menikmati karya sastra dengan baik.

Sehingga antara guru dan siswa dapat mengobrolkan karya sastra secara aman dan nyaman di dalam ruang kelas. Antara siswa dan guru dapat memaknai perjalanan sastra bersama-sama.

2. Persiapan yang Matang

Guru wajib melakukan persiapan yang matang sebelum mengajarkan sastra di dalam ruang kelas. 

Perlu dipahami bahwa tidak semua buku sastra cocok untuk diajarkan di dalam kelas. Oleh sebab itu, seorang guru wajib mempertimbangkan buku-buku sastra yang akan digunakan sebagai bahan ajar.

Sastra yang bisa diajarkan untuk kalangan siswa sekolah dasar tentu saja berbeda untuk kalangan kelas menengah atas. Oleh karena itu, pilihkan materi yang sesuai dengan tingkat kelasnya.

Kementerian Pendidikan sendiri akan menyiapkan berbagai judul buku sastra sesuai dengan kelas. 

Ada sekitar 105 judul buku untuk tingkat SMA, 29 judul buku untuk tingkat SMP, dan 45 judul buku untuk tingkat sekolah dasar.

Buku-buku tersebut nantinya bisa digunakan sebagai bahan ajar yang sesuai dengan tingkat kelas.

3. Membuat Perencanaan

Membuat perencanaan juga sangat penting dalam mengajar materi apapun, termasuk pelajaran sastra.

Setiap guru mungkin akan memiliki metode yang berbeda dalam membawakan pelajaran sastra tersebut. Maka, pilihlah metode yang sesuai dengan karakter kelas Anda. 

Sehingga pembelajaran diharapkan dapat berlangsung dengan menyenangkan bagi siswa dan untuk guru sendiri.

Yang tak kalah penting adalah memahami materi buku yang akan dibawakan. Ketika mengambil materi buku sastra dari Kemendikbud, guru wajib membaca disclaimer yang dicantumkan pada buku yang akan diunduh.

Misalnya dalam buku “Komponis Kecil” yang bisa diunduh di laman Kemendibud untuk tingkat SD, terdapat peringatan yang wajib dipahami guru. 

Lalu pada buku “Garuda Gaganeswara” untuk tingkat SD, juga wajib dipahami oleh guru bahwa di dalam buku tersebut terdapat sejumlah kata-kata kasar dan juga adegan kekerasan fisik. 

Dengan membaca disclaimer tersebut, guru diharapkan dapat mendapingi siswa dengan baik ketika membacanya secara bersama.

4. Menikmati Bersama

Selain melakukan pendampingan kepada siswa, guru juga diharapkan akan turut menikmati karya sastra yang diajarkan di kelas. 

Sebab, maksud dan tujuan pembelajaran di kelas juga untuk memberdayakan guru.

Maka, cobalah untuk menciptkan suasana yang asyik di dalam kelas ketika melakukan pembelajaran sastra tersebut.

Itulah beberapa tips ketika melakukan pengajaran materi sastra sesuai Kurikulum Merdeka untuk para guru yang bertanggung jawab terhadap pelajaran tersebut.

1. Meningkatkan Kecintaan Membaca

Pembelajaran karya sastra dalam implementasi Kurikulum Merdeka salah satunya memiliki tujuan untuk meningkatkan minat baca, menumbuhkan empati, dan mengasah kreativitas serta nalar kritis murid.

Minat baca di kalangan pelajara di Indonesia saat ini diketahui cukup rendah. Angka buta huruf memang sudah rendah, namun faktanya kemampuan pelajar dalam memahami teks sangat rendah. Masalah ini diharapkan bisa diatasi ketika para pelajar sering membaca karya sastra.

Bukan hanya itu saja, sastra seringkali menawarkan perspektif baru dalam memandang banyak hal. Sehingga hal tersebut akan mampu menumbuhkan kreativitas para pelajar.

2. Meningkatkan Daya Kreatif

Melalui sastra, dapat membawa pembacanya memasuki dunia di mana imajinasi menjadi kenyataan. 

Cerita-cerita menakjubkan, puisi-puisi yang indah, dan drama-drama yang memukau menjadi jendela ke dalam kekayaan kreativitas manusia. 

Dan sastra mengajarkan kita bahwa tidak ada batasan untuk apa yang dapat kita ciptakan.

Pembentukan kreativitas ini sangat penting kepada para siswa. Sebab, mereka adalah penerus estafet bangsa ini. Dan hanya orang yang memiliki imaginasi dan kreativitas tinggi yang akan mampu mengubah lingkungannya menjadi lebih baik.

3. Memahami Manusia dan Masyarakat

Di dalam sastra, para siswa diharapkan dapat menemukan cermin yang mencerminkan kehidupan manusia dan masyarakat.

Sastra dapat membawa para siswa ke dalam pikiran dan perasaan karakter-karakter yang ada di dalam karya sastra yang dibacanya, kemudian membuka mata para pelajar tersebut terhadap pengalaman manusia yang beragam dan kompleks.

Maka dengan memahami sastra tersebut, para siswa diharapkan dapat memahami diri sendiri dan dunia di sekitar dengan lebih dalam.

Hanya dengan cara tersebut, maka pelajar kita akan menjadi manusia yang peka terhadap sekitar.

Seperti yang kita tahu bahwa banyak orang hari ini yang kehilangan empati terhadap peristiwa-peristiwa di sekitar.

Banyak orang yang memiliki egois, dan hal tersebut dapat disembuhkan ketika orang mampu menumbuhkan rasa simpatinya–yang mana hal itu bisa ditumbuhkan melalui kehalusan dalam menelaah sastra.

4. Mengasah Keterampilan Berpikir Kritis

Sastra bukan hanya tentang membaca cerita, tetapi juga tentang menganalisis dan menafsirkan pesan yang tersembunyi di balik kata-kata. 

Ini membangun keterampilan berpikir kritis yang penting dalam menganalisis teks, mengevaluasi argumen, dan merumuskan pendapat.

Kemampun berpikir mendalam, kemampaun berargumen, dan melakukan analisis juga tak kalah penting. Hal itu sangat mungkin terjadi ketika kita sedang membaca sastra.

5. Mengabadikan Warisan Budaya

Sastra dapat memperkenalkan dan membantu memahami sejarah dan budaya bangsa Indonesia. Sastra juga memberikan gambaran tentang bagaimana karakter dan indentitas manusia Indonesia.

Ini yang akan membangun kesadaran berbangsa dan berbudaya Indonesia yang merdeka serta menumbuhkan karakter Profil Pelajar Pancasila.

Bangsa Indonesia sendiri sangat kaya akan karya sastra mulai dongeng, lagu, puisi, baik yang klasik maupun modern.

Kearifan tersbut tidak mungkin akan mampu pertahan kecuali para pelajar mencintai karya sastra.

Itulah di beberapa tujuan dilakukan pembelajaran sastra di sekolah menggunakan Kurikulum Merdeka saat ini, semoga bermanfaat.***

Dapatkan juga informasi terkini di MantraSukabumi.com melaluiGoogle News dengan klik tautan berikut: KLIK DISINI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Ajeng R H

Tags

Terkini

Terpopuler