Pompa Payudara disulap Jadi Ventilator oleh Ilmuan Amerika Serikat

- 15 April 2020, 09:36 WIB
Prototipe Ventilator dari Pompa Payudara
Prototipe Ventilator dari Pompa Payudara /The Sun/.*/The Sun

MANTRA SUKABUMI – Kasus pandemi virus corona di berbagai negara masih terus meningkat, termasuk di Indonesia.

Hingga saat ini, negara terbanyak yang terjangkit virus corona salah satunya Amerika Serikat.

Dalam menangani pasien positif virus corona memerlukan yang namanya ventilator. Ketersediaan ventilator saat ini di Amerika Serikat menjadi barang yang sangat langka, padahal ventilator menjadi komoditi yang diperlukan di Amerika Serikat.

Baca Juga: Jelang Ramadhan, Samsung Electronics Indonesia Siapkan Promo

Untuk memenuhi kebutuhan ventilator yang semakin langka, pemerintah Amerika Serikat harus memutar otaka untuk mendapatkan alat tersebut secepat mungkin.

Kelangkaan ventilator di sejumlah rumah sakit yang ada di Amerika Serikat, membuat para ilmuwan di negara tersebut ikut mencari solusi supaya dapat membuat ventilator dengan bahan baku yang mudah didapat.

Dikutip Tim Mantra Sukabumi dari Jurnal Presisi, beberapa ilmuwan dari Maryland berhasil mengembangkan sebuah prototipe ventilator dari mesin pompa payudara wanita.

Baca Juga: Hingga 15 April 2020, Korban Tewas Virus Corona Capai 126.537 Orang, AS Tertinggi

Prototipe ventilator dari pompa payudara tersebut bekerja dengan cara menghembuskan oksigen, seperti ventilator pada umumnya. Sebelumnya, cara kerja dari pompa payudara menghisap payudara supaya air susu dari payudara wanita keluar.

Pada dasarnya, ventilator bekerja dengan mengambil alih fungsi pernapasan seorang pasien ketika sedang dibius. Udara didorong ke paru-paru kemudian memberikan waktu pada pasien untuk dapat melawan penyakitnya.

Artikel ini telah terbit di Jurnalpresisi.pikiran-rakyat.com dengan judul “Ilmuwan Amerika Membuat Ventilator Paru-paru dari Pompa Payudara."

Baca Juga: Update Rabu 15 April 2020 Pasien Positif Covid-19 di Dunia Dekati Angka 2 Juta Kasus

Prototipe ventilator ini dibuat sesuai dengan standar medis, dan itu merupakan salah satu keuntungannya. Alat tersebut memiliki kompresor loop tertutup yang menghindari terkontaminasi. Karena pipa hanya perlu diganti di antara pasien.

Dikutip Jurnal Presisi dari media The Sun, Inggris, Insinyur perangkat lunak Rachel Labatt mengatakan kepada berita WMAR2. Dia mendapat ide tersebut setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat menyetujui penggunaan darurat perangkat medis. Termasuk perangkat tekanan positif.

"Tujuan akhir kami adalah membawa ventilator ke rumah sakit untuk menyelamatkan pasien," jelas Rachel.

Baca Juga: Ahli Pernafasan Tiongkok: Vaksin Virus Corona, Butuh Waktu Lama

Setelah berbicara dengan insinyur lainnya, Brandi Gerstner, mereka sepakat mencoba pompa payudara.

Brandi mengambil pisau X-Acto dan obeng untuk membalikkan fungsi sedot pompa sehingga mengeluarkan udara.

Dia bahkan memasang alat bantu pernapasan sehingga memompa udara sesuai dengan standar asupan oksigen medis.

Tim ini juga diperkuat Alex Scott, seorang insinyur listrik.

Baca Juga: Resign Kerja, Cerita Dayantri Perawat Asal Palabuhanratu jadi Relawan Covid-19 di Jakarta

Prototipe mesin ventilator sederhana ini diharapkan mampu menutupi kekurangan kebutuhan ventilantor di amerika serikat saat ini.

Per-14 april 2020 kasus covid-19 di Amerika Serikat mencapai 588.465 kasus.
Meninggal dunia sebanyak 23.711, dengan 37.326 sembuh.

Jumlah kasus yang masih aktif sebanyak 527.428, dengan ketersediaan ventilator kurang lebih sekitar 20.000 unit.

Adanya prototipe ini, diharapkan mampu memenuhi kebutuhan ventilator nasional Amerika Serikat.

 

Editor: Encep Faiz

Sumber: jurnalpresisi.pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah