MANTRA SUKABUMI – Kadang-kadang orang selalu memilih pekerjaan yang cenderung lebih prestisius terutama dilihat dari sisi penampilan dan penampakan gaji yang tinggi. Akibatnya, karakter ini membentuk mental mencari kerja bukan menciptakan lapangan pekerjaan.
Orientasi materialisme dan pragmatisme seringkali membawa perubahan mental prilaku masyarakat yang lebih instan dan mencari hal yang mudah. Mental pejuan dan tangguh seringkali sulit didapatkan karena kecenderungan masyarakat lebih memilih pekerjaan yang menjanjikan.
Pemilihan pekerjaan menjadi hal sensitif. Pekerjaan seperti petani biasanya dipandang sebelah mata oleh masyarakat kebanyakan. Sejatinya setiap pekerjaan akan menjanjikan apalgi ditopang semangat dan keuletan. Apapun pekerjaannya, seperti yang terjadi pada pasangan pasangan petani ini yang memiliki harta USD9 miliar (Rp133 triliun) berdasarkan catatan Forbes hanya sebagai seorang petani.
Baca Juga: Update Terbaru Kasus Covid-19 per 20 Juli 2020 di Indonesia, Total Positif Capai 88.214 Kasus
Baca Juga: Mangkir Tiga Kali dalam Persidangan, Djoko Tjandra Minta Sidang Dilaksanakan Secara Virtual
Mereka adalah Stewart dan Lynda Resnick, petani asal dari Amerika Serikat (AS) yang memulai usaha pertanian yang mereka rintis dimulai sejak 1978. Mereka membeli beberapa lahan untuk dijadikan perkebunan jeruk dan almond di Central Valley California.
Artikel ini telah tayang sebelumnya di Warta Ekonomi dengan judul "Hebat! Pasangan Ini Harta Kekayaannya Rp133 T Berkat Bertani"
Selain itu, mereka juga memiliki perkebunan grapefruits di Texas Selatan. Dilansir dari Forbes di Jakarta, Senin (20/7/2020) hampir setengah dari semua orang Amerika membeli salah satu produk mereka, termasuk jeruk mandarin Halos, POM Wonderful dan Fiji Water.
Baca Juga: Keterangan Berbeda dengan Barang Bukti, Polisi akan Peiksa Lagi Kekasih Editor Metro TV
Baca Juga: Penasaran Ingin Tahu Harta Kekayaan Presiden Jokowi Terbaru, Ini Besarannya?
Tak hanya fokus kepada pertanian dan perkebunan, mereka juga kerap memberikan dana untuk amal. Seperti pada bulan September 2019, mereka menjanjikan USD750 juta (Rp11,13 triliun) kepada Institut Teknologi California untuk penelitian krisis perubahan iklim.
Sebelum menggeluti bidang pertanian, Lynda merupakan seorang yang jenius dalam bidang pemasaran. Lynda keluar dari perguruan tinggi pada usia 19 untuk memulai agensi iklannya sendiri. Sementara itu, Stewart awalnya adalah klien untuk bisnis kebersihannya.
Baca Juga: Heboh, Mendadak Hamil Kurang dari 2 Jam, Warga di Tasikmalaya Langsung Melahirkan
Mereka memiliki saham mayoritas di Kern Water Bank, salah satu fasilitas penyimpanan air bawah tanah terbesar di California. Usahanya pun semakin besar di bawah bendera Paramount Farms.** (Redaksi Warta Ekonomi)