2. Travelogistics
Perusahaan travel terpuruk dengan pemberlakuan PSBB. Maka beberapa perusahaan harus melakukan survival innovation agar tidak gulung tikar dengan beralih fungsi dari mengantar penumpang ke mengantarkan barang. Layanan kirim paket, same-day delivery, dan jemput paket menjadi unggulan saat ini. Istilah Travelogistic menjadi strategi utama mereka menciptakan revenue stream di tengah amukan wabah.
3. On-Demand Cleaning Services
Selama wabah permintaan terhadap produk/layanan kesehatan meningkat pesat. Ini merupakan peluang bagi sektor perhotelan dengan melakukan utilisasi aset yang mereka miliki yaitu kompetensi di bidang housekeeping khususnya cleaning services. Maka beberapa Hotel berinovasi dengan meluncurkan layanan “on-demand cleaning service” dengan label kebersihan prima “berkelas hotel” ke rumah-rumah.
Baca Juga: Sering Buat Tak Percaya Diri, Inilah Penyebab dan Cara Mengatasi Bau Mulut
4. Home Leisure Wear
Pembelian produk fesyen kian turun kala masyarakat tidak keluar rumah. Tapi brand fesyen tak kehilangan akal. Mereka mendorong tren “homeleisure wear” walaupun di rumah tapi pakaian tetap fashionable karena bisa dipamerkan via media sosial.
Beberapa Brand baik lokal maupun global H&M berhasil membesut campaign #AtHomeWithHM mempromosikan produk fesyen pajama & loose style. Ketika hashtag #OnePajamaForTheWholeCNY booming viral saat tekanan Covid melanda.
5. “Untouchable” Product
Penyebaran virus corona yang cepat membuat semua orang menjadi was-was untuk bersentuhan dengan apapun. Contactless lifestyle akan menjadi new normal. Maka ada perusahaan yang berhasil mengeluarkan produk sanitary yang memungkinkan penggunanya tidak perlu memegang atau menekan tombol apapun ketika menggunakannya. Ditambah dengan fitur ultraviolet yang membuat penggunanya lebih aman terhindar dari bakteri. Inovasi ini merupakan respon terhadap perubahan perilaku konsumen saat wabah merebak.