Berkaca dari Kematian Markis Kido, dr. Tirta: Perlu Pelatihan RJP dan Chekup Rutin Semua Atlet

- 16 Juni 2021, 12:11 WIB
Berkaca dari Kematian Markis Kido, dr.Tirta: Perlu Pelatihan RJP dan Chekup Rutin Semua Atlet
Berkaca dari Kematian Markis Kido, dr.Tirta: Perlu Pelatihan RJP dan Chekup Rutin Semua Atlet //Tangkap layar Instagram.com/@dr.tirta/

MANTRA SUKABUMI - Berkaca dari kasus kematian atlet Pembulu Tangkis Indonesia Markis Kido, dr.Tirta menyarankan adanya pelatihan RJP (resusitasi jantung paru)

Kematian atlet Pembulu Tangkis Markis Kido yang meninggalkan karena serangan jantung, menjadi perhatian khusus bagi dr.Tirta.

Dimana dr.Tirta menyarankan untuk diadakannya pelatihan RJP sebagai tindakan pertolongan pertama pada seorang yang terkena serangan jantung seperti yang dialami oleh atlet Pembulu Tangkis Markis Kido.

Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta 16 juni 2021: Bu Chandra Tampar Elsa Setelah Lihat Foto Mesranya dengan Ricky

Mengenai peristiwa tersebut, dr.Tirta melalui akun Instagram pribadinya, memberikan ringkasan pendek mengenai penanganan yang harus dilakukan saat melihat orang mengalami henti jantung.

Ringkasan dr.Tirta mengenai RJP itu pun dibagikannya lewat akun Instagram @dr.tirta pada Senin, 14 Juni 2021.

Sebelumnya mengenai ringkasan singkatnya itu, dr.Tirta mengatakan jika kejadian Markis Kido sama seperti penegak bola Eriksen yang nyaris kehilangan nyawanya karena mengalami henti jantung.

"Penjelasan singkat mengenai markis kido: henti jantung, cardiac arrest. Kejadian pasa Markis Kido mirip dengan kejadian yang menimpa Eriksen" tulisnya dr.Tirta, seperti dikutip mantrasukabumi.com dalam postingan yang diunggah di akun Instagram @dr.tirta pada Senin, 14 Juni 2021.

Berkaca dari Kematian Markis Kido, dr. Tirta: Perlu Pelatihan RJP dan Chekup Rutin Semua Atlet
Berkaca dari Kematian Markis Kido, dr. Tirta: Perlu Pelatihan RJP dan Chekup Rutin Semua Atlet mantrasukabumi.com

Mengenai hal tersebut, dr.Tirta pun memberikan solusi untuk menjadi perhatian bagi semua orang, pengurus lapangan terutama para tim medis yang bertugas di lapangan.

Baca Juga: Doa Nabi Sulaiman agar Rezeki Melimpah Ruah dan Berkah

"Solusi. 1. Perlunya pelatihan RJP (resusitasi jantung paru) untuk orang awam sejak dini di sekolah-sekolah," pungkasnya.

Dengan adanya pelatihan tersebut dinyatakan dr.Tirta, akan membantu seseorang yang terkena serangan jantung, dengan menanganinya di 10 menit pertama untuk melakukan RJP.

"Sehingga jika ada sekitar kita terkena serang jantung, golden period 10 menit bisa dimanfaatkan untuk RJP yang benar," sambungnya.

Untuk selanjutnya, dr.Tirta menyarankan bagi semua masyarakat untuk rutin mengontrol kesehatan jantung.

"2. Kesadaran untuk temen temen agar mulai checkup jantungnya, minimal priksa EKG bisa ke puskesmas atau ke dr sp JP," tuturnya dr.Tirta.

Kemudian untuk solusi terakhir, dr.Tirta berharap kepada semua atlet untuk memantau kesehatan jantungnya.

Baca Juga: Kalahkan Yogyakarta dan Jawa Tengah, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Raih Penghargaan Nirwasita Tantra

Sebab risiko tertinggi henti jantung akan dialami oleh para atlet karena kondisi dinding jantung akan menebal, disebabkan oleh kompensasi latihan yang mereka lakukan.

"3. Checkup rutin untuk semua atlit, untuk monitor kesehatan jantungnya. Karena pada atlet dinding jantung menebal sebagai kompensasi latihan mereka," katanya.

Dengan kondisi dinding jantung yang menebal, sangat dianjurkan untuk mengontrol kesehatan jantung.

"Dinding menebal ini agar bisa memompa darah ketika aktivitas berat. Makanya atlet rentan terkena serangan jantung karena konsukensi aktivitasnya," sambungnya.

Karena hal itu pun, dr.Tirta pun menyarankan apa yang disampaikannya tersebut, dan lebih lanjutnya untuk konsultasi ke dokter spesialis jantung pembuluh.

"Sehingga wajib monitor kesehatan jantung secara rutin. Lebih lanjutnya silakan konsul ke dokter spesialis jantung pembuluh," imbuhnya dr.Tirta.***

Editor: Ina Herlina

Sumber: instagram @dr.tirta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah