Tak Banyak yang Tahu, KH Hasyim Asy'ari Jadikan Tanggal 27 Rajab sebagai Hari Palestina

22 Mei 2021, 06:40 WIB
Tak Banyak yang Tahu, KH Hasyim Asy'ari Jadikan Tanggal 27 Rajab sebagai Hari Palestina./ /Tangkapan layar Twitter/@cholilnafis/

MANTRA SUKABUMI - Berbicara tentang Palestina, memang tak bisa dilepaskan dari Indonesia.

Tercatat dalam sejarah, bahwa Palestina menjadi negara pertama yang mengakui dan mendukung kemerdekaan Indonesia.

Dalam sejarah juga tercatat seorang Mufti Palestina Syaikh Muhammad Amin al-Husaini itu sahabat sekaligus murid Kinasih Hadlratusyaikh Hasyim Asy’ari membantu Haji Agus Salim dan KH Wahid Hasyim konsolidasi kemerdekaan Indonesia di Timur Tengah.

Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian

Baca Juga: Saat Manusia Sakaratul Maut akan Datang 7 Godaan dari Iblis Muncul Berbagai Rupa Aneh Salah Satunya

"Mufti Palestina Syaikh Muhammad Amin al-Husaini itu sahabat sekaligus murid kinasih Hadlratusyaikh Hasyim Asy’ari. Yang bantu Haji Agus Salim dan KH Wahid Hasyim konsolidasi kemerdekaan Indonesia di Timur Tengah," cuit Muhammad Husnil.

Bahkan Hidayat Nur Wahid mengatakan bahwa KH Hasyim Asyari menjadikan tanggal 27 Rajab sebagai Hari Palestina.

"Bahkan Hadhratusysyaikh KH Hasyim Asyari menjadikan tanggal 27 Rajab juga sebagai Yaumu Falesthiin (Hari Palestina)," ujar Hidayat Nur Wahid seperti dikutip mantrasukabumi.com dari akun twitter @hnurwahid pada Sabtu, 22 Mei 2021.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cinta Capricorn, Aquarius, Pisces Sabtu 22 Mei 2021: Ada yang Khawatir pada Pasangannya

"Ini semua penting dilanjutkan sbg amal jariyah Beliau juga. JazakumuLlah khairan. WaLlahul Muwaffiq ila aqwamiththariiq," katanya.

Konflik Negara Palestina dan Israel memang bukan konflik yang baru terjadi kali ini.

Konflik dimulai sejak warga Yahudi dari berbagai penjuru dunia mulai bermigrasi ke negara Palestina.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cinta Cancer, Leo, Virgo Sabtu 22 Mei 2021: Ada yang Masih Bingung dalam Memilih Pasangan

Sedari dulu Nahdlatul Ulama memang tidak pernah berhenti mendukung kemerdekaan Palestina sebagai negara yang berdaulat.

Ditandai dengan anjuran sang pendiri Nahdlatul Ulama Mbah Hasyim Asy'ari untuk membaca Qunut Nazilah bagi Mujahidin Palestina.

Hal tersebut tercatat dalam sebuah buku berjudul Palestina dari zaman ke zaman terbitan PBNU yang diunggah oleh akun twitter @AcehSelatanSatu.

Di halaman 82 terdapat potret Tokoh Besar NU Mbah Hasyim Asy'ari.

Baca Juga: Jadwal Acara NET TV Hari ini Sabtu, 22 Maret 2021, Ada Tale Of The Nine Tailed

Dibawah foto tertulis:" KH Hasyim Asy'ari merupakan pembangun Nahdlotul Ulama yang pertama menganjurkan Qunut Nazilah untum Mujahidin Palestina,".

Bahkan, dilansir mantrasukabumi.com dari NU Online, PBNU pada 12 November 1938 atau bertepatan dengan 19 Ramadhan 1357 mengedarkan sebuah seruan.

Seruan ditujukan kepada PB Al-Hidayah Al-Islamiyah, PB Wartawan Muslimin Indonesia, PB Al-Islam, PB Muhammadiyah, PB Musyawaratut Thalibin, PB Al-Jam’iyyatul Washiliyah, PB Al-Irsyad, PB Ar-Rabithah Al-Alawiyah, PB Perserikatan Ulama Indonesia, Lajnah Tanfidziyah PSII, Pucuk Pimpinan PSII Penyadar, dan Dewan Pimpinan Majelis Islam A’la Indonesia.

Baca Juga: Semprot Amien Rais, Ali Ngabalin: Saya Khawatir Pak Tua ini Wafat Sebelum Pemilu 2024

Nahdliyin tidak hanya melakukan ikhtiar lahir melalui seruan dan penggalangan dana, tetapi juga diperkuat dengan ikhtiar batin dengan pelaksanaan Qunut Nazilah.

PBNU, sebagaimana ditulis Kiai Saifuddin dalam Berangkat dari Pesantren, di tahun yang sama juga menganjurkan kepada seluruh anggotanya untuk membaca Qunut Nazilah pada setiap kali sembahyang wajib dengan lafadh yang telah diseragamkan.

Namun, seruan yang digaungkan oleh PBNU pada saat itu mendapatkan tantangan.

Pasalnya, KH Mahfudz Shiddiq dipanggil oleh Bupati Surabaya dan diberitahu bahwa kegiatan pembacaan Qunut Nazilah dilarang oleh Jaksa Agung zaman itu.

Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta 22 Mei 2021: Papa Surya Kembali Dikecewakan, Andin Tahu Reyna Adalah Nindy

Meskipun demikian, warga NU tetap melaksanakannya dengan membacanya secara sirri, tidak dilafalkan

Hal yang sama dilakukan oleh PBNU 79 tahun setelahnya, yakni tepatnya pada Desember 2017 ketika Amerika Serikat berupaya untuk menjadikan Yerussalem sebagai ibukota Israel.

PBNU saat itu mengeluarkan Surat Nomor 1693/C.I.34/12/2017 yang berisi Instruksi Pembacaan Doa Qunut Nazilah dan Hizib Nashor untuk Solidaritas Palestina.

Surat tersebut ditujukan kepada pengurus NU di semua tingkatan, pimpinan pondok pesantren, dan segenap warga Nahdliyin di seluruh dunia.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Tags

Terkini

Terpopuler