Natalius Pigai Komentari Pengganti Perdana Menteri Israel Netanyahu: Politiknya Tidak Berubah

17 Juni 2021, 05:00 WIB
Natalius Pigai. /Instagram/@natalius_pigai

MANTRA SUKABUMI - Benjamin Netanyahu dilengserkan Parlemen Israel dan memilih Naftali Bennett sebagai perdana menteri yang baru.

Menanggapi hal itu, mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai menganggap jika politik Israel tidak berubah.

Menurut Natalius Pigai, komentar-komentar yang dikeluarkan Naftali Bennett mencerminkan dirinya beraliran ultranasionalis.

Baca Juga: Kalahkan Yogyakarta dan Jawa Tengah, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Raih Penghargaan Nirwasita Tantra

Baca Juga: Komentari Kasus Andi Arief, Natalius Pigai: Gak Ada Kata Bunuh, Sulit Masuk Delik Pidana

Pigai bahwa merinci komentar-komentar yang sempat dilontarkan oleh Perdana Menteri Israel yang baru itu.

Dalam catatan Pigai setidaknya ada empat komentar yang disampaikan Naftali Bennet yang menunjukkan dia ultranasionalis serta politiknya tidak berubah.

Diantaranya lanjut Pigai, Bennet menyebut tidak ada negara Palestina, dia juga mengatakan sudah banyak membunuh orang Arab namun tidak menganggap itu sebuah masalah.

Bennet juga menyebut negara Israel sudah ada sejak zaman dulu sebelum Arab. Kemudian ia menyebut tanah Palestina milik Yahudi sesuai dengan yang tertulis dalam Bible.

Baca Juga: Soal Papua Natalius Pigai Sampaikan 6 Pernyataan Pada Jokowi: Sumber Rasisme Muncul dari Pulau Jawa

"1. Tdk ada negara Palestina. 2. Sy sdh membunuh byk org Arab & itu tdk masalah. 3. Saat Arab masih di pohon, kami (Israel sdh negara). 4. Sdh tertulis di Bible tanah Palestina milik Yahudi. komentar2nya mencerminkan Ultranasionalis. Politiknya tdk berubah," tulis Pigai di akun Twitter miliknya pada Kamis, 17 Juni 2021.

Seperti diberitakan, Benjamin Netanyahu akan mengakhiri dominasi dirinya terhadap perpolitikan Israel setelah parlemen Israel memilih Naftali Bennet.

Baca Juga: Tito Karnavian Dituding Eksekutor Kriminalisasi Habaib dan Ulama, Natalius Pigai: Kejam dan Salah Besar

Bennett disebut akan menjadi perdana menteri hingga September 2023, sebagai bagian dari kesepakatan pembagian kekuasaan.

Setelah itu, Bennett dikabarkan akan menyerahkan kursi perdana menteri kepada Yair Lapid, pemimpin sentris Yesh Atid yang dijadwalkan memimpin Israel selama dua tahun sebelum pemilu berikutnya.***

Editor: Andriana

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler