Sebuah Studi di Inggris Telah Membuktikan Terinfeksi Covid-19 Berdampak Negatif pada Fungsi Otak

21 Juni 2021, 20:23 WIB
Sebuah Studi di Inggris Telah Membuktikan Terinfeksi Covid-19 Berdampak Negatif pada Fungsi Otak./ /Pixabay/Gerd Altmann

MANTRA SUKABUMI - Sebuah studi di Universitas Oxford dan Imperial College, Londong, Inggris telah menemukan bukti bahwa Covid-19 bisa mempengaruhi fungsi otak.

Seperti diketahui sebelumnya, para peneliti sudah menyebut bahwa kondisi yang diakibatkan oleh Covid-19 itu disebut dengan "kabut otak".

Selain "kabut otak", studi ini memaparkan jika infeksi Covid-19 bisa memicu kejang, depresi, anosmia, dysgeusia, hingga defisit neurologis permanen akibat stroke.

Baca Juga: Gandeng Shopee, Ridwan Kamil Resmikan Pembangunan Shopee Center Guna Mempercepat UMKM Jabar Go Digital

Dikutip mantrasukabumi.com dari Forbes, studi tersebut merupakan yang pertama untuk mendokumentasikan bukti perubahan otak manusia.

Studi ini menjalani pemindaian otak magnetic resonance imaging (MRI) baik sebelum dan setelah infeksi Covid-19.

Para peneliti kemudian membandingkannya dengan pemindaian sekelompok individu tanpa riwayat infeksi Covid-19.

Mereka kemudian meninjau pemindaian otak MRI dari sukarelawan di UK Biobank sejauh tiga tahun lalu, dan membandingkannya dengan pemindaian lanjutan pada tahun 2021.

UK Biobank itu sendiri merupakan database biomedis, terdiri dari lebih dari 500.000 sukarelawan yang memberikan informasi penelitian jangka panjang.

Database Pencitraan Biobank Inggris mulai mengumpulkan informasi dari 100.000 peserta lebih pada tahun 2014, termasuk otak MRI, pemindaian perut hingga jantung.

Dari 782 peserta di penelitian mereka, 394 memiliki dinyatakan positif Covid-19 antara Maret 2020 dan April 2021.

Sebagian besar infeksi terjadi selama Oktober 2020 dan Januari 2021, sebanding dengan lonjakan infeksi Covid-19 Inggris.

Kemudian dari 394 yang terinfeksi, 15 dirawat di rumah sakit dengan rata-rata perawatan selama 10 hari.

Baca Juga: Patung Dewi Buddha Raksasa di Jepang Dipakaikan Masker, Masyarakat Berharap Covid-19 Segera Berakhir

Pemindaian otak pada kelompok ini, dibandingkan dengan pemindaian otak MRI terhadap 388 orang yang belum terinfeksi Covid-19.

Kedua kelompok telah dicocokkan dari usia, jenis kelamin, etnis dan faktor metabolisme dasar termasuk tekanan darah dan indeks massa tubuh (BMI).

Sukarelawan dengan riwayat infeksi Covid-19, memiliki pemindaian MRI yang menunjukkan hilangnya materi abu-abu pada bagian tertentu dari otak mereka.

Sedangkan mereka yang tidak memiliki riwayat infeksi Covid-19, tidak menunjukkan perubahan.

Materi abu-abu otak mengandung sebagian besar jaringan dan sel saraf, bertanggung jawab untuk memproses sinyal yang dihasilkan di organ sensorik.

Para peneliti menemukan kelainan materi abu-abu di beberapa bagian otak pasien yang sembuh dari Covid-19, yakni sistem penciuman dan pengecapan.

Serta memengaruhi area yang bertanggung jawab untuk memori (parahippocampus) dan korteks orbitofrontal, yang bertanggung jawab untuk emosi dan memori.***

 

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: Forbes

Tags

Terkini

Terpopuler