MANTRA SUKABUMI - Negara bagian New South Wales Australia mencatat kenaikan harian terbesar dalam kasus infeksi Covid-19 tahun ini, bahkan ketika penduduk di beberapa kota besar di seluruh negeri dibebaskan dari lockdown cepat pada Sabtu 3 Juli.
Sydney, ibu kota negara bagian New South Wales dan rumah bagi seperlima dari 25 juta penduduk Australia, telah terkena dampak paling parah dalam serangkaian wabah varian Delta yang sangat menular di seluruh negeri selama dua minggu terakhir.
Perdana Menteri Negara Bagian Gladys Berejiklian melaporkan 35 kasus baru, 29 di antaranya terkait dengan kasus sebelumnya.
Itu melampaui 31 kasus yang dilaporkan sehari sebelumnya, menjadikan total infeksi di bawah wabah saat ini menjadi lebih dari 250.
"Sementara jumlah kasus meningkat, kami melihat proporsi yang lebih besar dari mereka yang terisolasi yang ingin kami lihat," kata Berejiklian dalam konferensi pers, sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari CNA pada 3 Juli 2021.
"Kami belum melihat lonjakan besar dalam kasus ... (tetapi) kami tahu beberapa hari ke depan sangat penting."
Sydney setengah jalan melalui penguncian dua minggu. Berejiklian mengatakan masih terlalu dini untuk membuat keputusan apakah akan memperpanjang penguncian.
"Para ahli kesehatan memberi saya dan rekan-rekan saya nasihat setiap hari," katanya. "Saya mengantisipasi bahwa beberapa waktu minggu depan kami akan berada dalam posisi untuk memberi tahu komunitas di mana keadaannya."
Di tempat lain di negara itu, penduduk menikmati rasa kebebasan saat akhir pekan berlangsung setelah penguncian di Australia Barat, Wilayah Utara dan beberapa wilayah negara bagian Queensland dicabut pada Jumat malam.
Perdana Menteri Queensland Annastacia Palaszczuk mengkonfirmasi bahwa penguncian di Brisbane akan dicabut pada hari Sabtu ketika ia melaporkan lima kasus Covid-19 baru di negara bagian tersebut.
Lockdown, pelacakan kontak cepat, dan aturan jarak sosial yang ketat telah membantu Australia menekan wabah sebelumnya, tetapi strain Delta yang bergerak cepat telah mengkhawatirkan pihak berwenang di tengah upaya vaksinasi nasional yang lamban.***