MANTRA SUKABUMI - Beberapa waktu lalu Arab Saudi memblokir situs lembaga penyiaran dan kantor berita asal Turki.
Pemblokiran tersebut dilakukan pihak Arab Saudi diduga terkait perselisihan pembunuhan seorang jurnalis bernama Jamal Kashoggi pada 2018 lalu di konsulat Arab Saudi, Istanbul, Turki.
Pemblokiran yang di lakukan Arab Saudi menimbulkan reaksi balasan dari Otoritas Turki dengan memblokir sejumlah situs berita Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UAE) pada Minggu, 19 April 2020 waktu setempat.
Baca Juga: Kisah Desa Wonorejo Miliki Lahan Subur Kini Ditinggal Penghuninya
Hal tersebut memicu ketegangan dua negara yang berakibat hubungan kedua negara itu menjadi buruk.
Dikutip mantrasukabumi.com dari Pikiranrkayat-bekasi.com laman Antara,
Para pengguna internet di Turki sempat mencoba untuk mengakses situs kantor berita Arab Saudi yakni SPA, dan kantor berita UAEyakni WAM.
Namun pada saat mencoba, pengguna internet di Turki mendapati pesan yang bertuliskan bahwa situs-situs tersebut telah diblokir oleh pihak berwenang negaranya.
"Kami yakin bahwa ketegangan antara Arab Saudi dan Turki terlukiskan dengan apa yang kami alami," kata editor independentturkish.com, Nevzat Cicek.
Baca Juga: Sejumlah Santri Asal Magetan Terpapar Positif Covid-19, Dikarantina di Malaysia
Kurang lebih sepekan yang lalu, Arab Saudimemblokir akses terhadap beberapa situs media Turki, termasuk milik lembaga penyiaran negara TRT dan kantor berita Anadolu.
Bagaimanapun, pembunuhan Jamal Kashoggi yang merupakan jurnalis Arab Saudi pengkritik pemimpin de facto negaranya, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, menjadi titik peningkatan ketegangan relasi Arab Saudi dan Turki.
Pada bulan lalu, jaksa Turki mendakwa 18 orang yang melakukan kejahatan tersebut bersama dengan salah seorang ajudan dekat pangeran serta mantan wakil kepala intelijen Arab Saudi yang turut bertanggung jawab terhadap pembunuhan Jamal Kashoggi.
Baca Juga: Kisah Seorang Guru, Keliling Mendatangi Setiap Anak Didiknya Untuk Mengajar Saat Pandemi Covid-19
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pembunuhan itu atas perintah "pejabat tertinggi" pemerintahan Arab Saudi.
Mendengar pernyataan Erdogan, Pangeran Mohammed membantah dengan tegas bahwa dirinya terlibat dalam peristiwa pembunuhan tersebut.
Dirinya mengatakan bahwa ia memikul tanggung jawab terhadap kejadian itu sebagai seorang pemimpin negara.**