Dapat Persetujuan AS, Remdesivir Resmi Jadi Obat Darurat Covid-19

2 Mei 2020, 15:07 WIB
ILUSTRASI tabung virus corona baru atau COVID-19. //pixabay

MANTRA SUKABUMIGilead Science Inc telah mengumkan berhasil membuat Remdesivir yang merupakan obat darurat covid-19.

Produk obat ini telah mendapatkan persetujuan untuk penggunaan darurat dari Badan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) bagi pasien Covid-19.

Tentu saja hal ini menggembirakan di tengah kelangkaan vaksin obat yang secara resmi dapat digunakan untuk penyembuhan pasien terinfeksi.

Yang lebih penting, membuka peluang lebih luas untuk remdesivir dapat digunakan di lebih banyak rumah sakit di Amerika Serikat (AS).

Namun, obat ini tidak dapat dipergunakan secara sembarangan.

BPOM AS menyebut otorisasi hanya berlaku untuk pasien Covid-19 di rumah sakit yang membutuhkan ventilator.

Baca Juga: 12 Kecamatan di Kabupaten Sukabumi Akan Diberlakukan PSBB

Selama pertemuan yang berlangsung di Kantor Oval bersama Presiden Donald Trump, CEO Gilead Daniel O'Day menyebut bahwa langkah itu merupakan langkah pertama yang penting.

Dilansir dari Reuters oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, Gilead akan menyumbangkan sebanyak 1,5 juta botol untuk membantu pasien Covid-19. Dengan harapan, donasi ini cukup untuk setidaknya 140.000 pasien, tergantung dari jumlah hari mereka perlu dirawat.

Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence mengatakan bahwa sebanyak 1,5 juta vial tersebut akan mulai didistribusikan ke rumah sakit pada Senin, 4 Mei 2020.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa wilayah Sukabumi: Sabtu, 2 Mei 2020/9 Ramadan 1441 H

Artikel ini telah tayang sebelumnya di tasikmalaya.pikiran-rakyat dengan judul "Resmi, Remdesivir Jadi Obat Darurat Covid-19"

Pada 29 April 2020, Gilead mengungkapkan bahwa remdesivir yang mereka berikan melalui infus intravens telah membantu meningkatkan hasil untuk pasien Covid-19.

Perusahaan farmasi asal negeri Paman Sam ini juga memberikan data yang menunjukkan, remdesivir bekerja lebih baik ketika diberikan sebelumnya dalam perjalanan infeksi.

Menurut data yang dirilis minggu ini dari percobaan National Institutes of Health (NIH) di AS memperlihatkan, remdesivir mampu mengurangi rawat inap hingga 31 persen dibandingkan pengobatan plasebo. Akan tetapi tidak secara signifikan meningkatkan kelangsungan hidup.

Baca Juga: Prosesi Kelulusan Siswa SMK di Palabuhanratu saat Pandemi Corona Dilakukan Secara Online

Remdesivir sebelumnya hanya tersedia untuk pasien yang terdaftar dalam uji klinis. Uji coba Gilead ini di lebih dari 181 rumah sakit di seluruh dunia, termasuk di 27 negara bagian AS.**

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran Rakyat Tasikmalaya

Tags

Terkini

Terpopuler