Pandemi Virus Corona Belum Usai Amerika Serikat Diteror Tawon Pembunuh

6 Mei 2020, 15:18 WIB
Ilustrasi Tawon /Pixabay

MANTRA SUKABUMI Wabah virus corona masih melanda sebagian negara di dunia termasuk Amerika Serikat masih menghadapi keberadaan virus tersebut.

Saat Amerika Serikat masih menghadapi wabah covid-19 dengan berbagai macam upaya dalam penanganannya kini AS harus menghadapi hal baru dengan adanya ancaman lebah raksasa atau tawon.

Keberadaan lebah membuat panik masyarakat sekitar karena dikhawatirkan terjadi penyerangan pada masyarakat.

Melihat penomena tersebut keberadaan tawon raksasa yang saat ini menyerang AS belum pernah diketahui/ terlihat sebelumnya di Amerika Serikat sampai Desember 2019 lalu.

Departemen Pertanian Negara Bagian Washington (WSDA) menverifikasi empat penampakan dari tawon di daerah dekat Blaine dan Bellingham, Washington, Amerika Serikat, seperti yang dikabarkan The New York Times.

Baca Juga: MENHUB: Seluruh Mode Transportasi Dibuka Kembali Besok

Dikutip mantrasukabumi.com dari Pikiran Rakyat.com Tawon Asia merupakan spesies lebah terbesar di dunia. Mereka menyerang dan menghancurkan sarang lebah madu.

Dimana para tawon ini bukan hanya sekedar mengambil sarang tetapi juga membunuh para lebah madu.

Jika Tawon terus menyebar ke seluruh negara bagian, para pejabat khawatir mereka bisa berdampak buruk bagi popualasi lebah di Washngton dan AS.

Karena banyak tanaman yang bergantung pada lebah untuk penyerbukan dan akan sangat memberikan pengaruh yang buruk bagi pertanian.

Washington State University (WSU), mengatakan para pejabat belum mengetahui bagaimana serangga tersebut dapat masuk ke AS.

Namun, mereka tengah bersiap siap jika tawon kembali muncul, karena serangga ini aktif pada bulan April lalu.

Tawon merupakan serangga yang paling merusak pada akhir musim panas dan awal musim gugur.

"Pada saat ini, Departemen Pertanian Negara Bagian Washington telah menerapkan kampanye penjangkauan dan penjebak yang agresif," ujar koordinato WSDA, Rian Wojahn, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Time.

Lebih lanjut, Rian Wojahn mengungkapkan bahwa peternal lebh lokal dan agen lainnya membantu menyebarkan informasi dan menggunakan protokol perangkap.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran Rakyat,com dengan judul Tak Hanya Ancaman Virus Corona, Amerika Serikat Kini Harus Hadapi Teror Tawon Pembunuh

Wojahn mengatakan bahwa untuk sementara tidak diketahui seberapa besar kerusakan yang dapat dilakukan oleh tawon terhadap industri lebah madu AS.

Baca Juga: Taksi Bawa Pemudik di Cegat Petugas saat PSBB Hari Pertama Kabupaten Sukabumi

Tawon ini merupakan jenis yang sama invasifnya di Eropa yang akhirnya mengurangi sarang lebih sebesar 30 persen dan menghasilkan madu hingga dua pertiga dari biasanya.

"WSDA akan menerapkan kampanye pemberantasan agresif musim panas ini," lanjutnya.

Tawon raksasa Asia ini biasanya memiliki panjang 1,5 hingga 2 inci atau setara dengan 3-5 centimeter, dengan garis-garis hitam dan kuning diperut mereka dan kepala oranye atau kuning.

Menurt WSDA, para serangga ini biasanya tidak menyerang orang atau hewan peliharaan, tetapi hal tersebut mungkin terjadi jika mereka merasa terancam.

Tawon memiliki sengat leih panjang dibandingkan dengan lebah madu dan lebih beracun.

Menurut WSU, banyak sengatan tawon yang juga dapat membunuh manusia bahkan jika mereka tidak memiliki riwayat alergi.

"Ini adalah lebah yang sangat besar. Ini bahaya kesehatan, dan yang lebih penting, predator signifikan dari lebah madu." ujar ahli entomologi Penyuluhan WSU dan spesialis spesies invasif, Todd Murray.

Baca Juga: Sebanyak 28.093 Kendaraan Pemudik di Putar Balik Polisi Selama 11 Hari Operasi Ketupat

Program Hama WSDA kini tengah bekerja untuk menemukan dan menghancurkan tawon sehingga mereka tidak menyebar ke seluruh negara bagian.

"Jangan mencoba mengeluarkannya sendiri jika Anda melihatnya. Jika kamu melhta mereka, larilah, hubungi kami. Sangar penting bagi kita untuk mengetahui setiap penampakannya, sehingga kita memiliki harapan untuk memberantasnya," kata ahli entomologi WSDA, Chris Looney.

Di tengah pandemi virus corona, kabar mengenai tawon di negara bagian Washington, AS merupakan berita terakhir yang ingin didengar oleh mereka.

Banyak masyarakat AS yang akhirnya mengungkapkan kekecewaan mereka atas bagaimana tahun 2020 yang dijalani sejauh ini.**(Rahmi Nurfajriani/ Pikiran Rakyat.com)

 

 

 

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler