Korea Selatan Hadapi Wabah Covid-19 Gelombang Kedua Usai Klub Malam Jadi Klaster Baru

10 Mei 2020, 15:01 WIB
WARGA memakai masker untuk melindungi diri dari penularan virus corona (COVID-19) di Seoul, Korea Selatan, Rabu 25 Maret 2020.* /REUTERS/

MANTRA SUKABUMI - Sempat dikabarkan bahwa Korea Selatan tercatat nihil kasus baru paparan virus corona.

Karena itu, Korea Selatan mulai sedikit demi sedikit melonggarkan beberapa pembatasan jarak sosial dan berusaha untuk membuka kembali sekolah dan bisnis sepenuhnya.

Namun saat ini berbalik arah usai kebijakan diperlonggar, Korea Selatan mencatat angka konfirmasi Covid-19 melonjak lagi.

Berawal dari sebuah klab malam di Seoul, ibukota Korea Selatan setelah pria muda berkunjung ke keramaian di sana.

Ia datang sebelum tahu bahwa dirinya mengidap Covid-19, sehingga pengunjung lain yang memiliki kontak dengannya tertular, demikian juga orang-orang di luar klub.

Reuters melansir, Korea Selatan melaporkan 34 kasus baru virus corona pada Minggu, 10 Mei 2020.

Baca Juga: Donald Trump: Covid-19 Serangan Bagi AS dan Dianggap Lebih Buruk dari Peristiwa Pearl Harbor dan WTC

Kasus baru itu terdiri dari 26 infeksi domestik dan delapan infeksi dari luar negeri, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC).

Jumlah tersebut merupakan angka infeksi harian tertinggi sejak 9 April 2020.

Setelah itu, Korsel mencatat nol atau sangat sedikit kasus domestik dalam 10 hari terakhir, dengan penghitungan harian berkisar 10 kasus dalam minggu-minggu terakhir ini.

Sedikitnya 15 orang dilacak setelah kasus pria di klub malam tersebut, dan 14 dari 26 kasus dilaporkan dari Seoul, meskipun KCDC tidak menentukan berapa yang terkait.

Penularan baru itu mendorong Seoul untuk memberlakukan penghentian sementara semua fasilitas hiburan malam pada Sabtu 9 Mei 2020.

Otoritas setempat sedang melacak sekitar 1.500 pengunjung klub, dan telah meminta siapa pun yang ada di sana akhir pekan lalu untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari dan jalani tes.

Baca Juga: Ilmuwan AS Selidiki Penularan Covid-19 pada Anak-anak, Usai Bocah 5 Tahun Meninggal

Artikel ini telah tayang sebelumnya di pikiran-rakyat.com dengan judul "Klub Malam Jadi Klaster Baru, Korea Selatan Bersiap untuk Wabah Covid-19 Gelombang Kedua"

Wabah itu muncul tepat ketika Korea Selatan telah melonggarkan beberapa pembatasan jarak sosial dan berusaha untuk membuka kembali sekolah dan bisnis sepenuhnya.

Presiden Moon Jae-in memperingatkan tentang kemungkinan gelombang kedua epidemi akhir tahun ini, mengatakan klaster terbaru ini telah menegaskan risiko bahwa virus yang menyebabkan penyakit COVID-19 dapat kembali menyebar luas kapan saja.

"Ini belum berakhir sampai selesai. Sambil tetap meningkatkan kewaspadaan sampai akhir, kita tidak boleh menurunkan kewaspadaan kita mengenai pencegahan epidemi," kata dia dalam pidato televisi yang menandai ulang tahun ketiga pelantikannya.

"Kita berada dalam perang yang berkepanjangan. Saya meminta semua orang untuk mematuhi tindakan pencegahan dan peraturan keselamatan sampai situasinya selesai, bahkan setelah melanjutkan kehidupan sehari-hari".

Baca Juga: Gara-gara Corona, Pendapatan Pedagang Sepatu dan Tas di Pasar Palabuhanratu Menurun 70 Persen

Pengujian yang meluas, pelacakan kontak yang intensif, dan aplikasi pelacakan telah membantu ekonomi terbesar keempat di Asia untuk membendung laju penularan virus corona tanpa memberlakukan karantina wilayah berskala luas seperti yang diterapkan di negara lain.

Sebagai bagian dari pertempuran jangka panjang melawan Covid-19, KCDC akan diberikan kekuatan yang lebih besar dan berganti nama menjadi Administrasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, kata Moon.

Pemerintah daerah akan membuat sistem respons epidemi mereka sendiri dengan lebih banyak pakar.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Sukabumi: Minggu, 10 Mei 2020/17 Ramadan 1441 H

"Kami juga akan mendorong pendirian rumah sakit khusus untuk mengobati penyakit menular dan pusat penelitian penyakit menular nasional," kata Moon.

"Tugas-tugas ini sangat mendesak jika kita mempersiapkan gelombang epidemi kedua yang diprediksi para ahli akan terjadi pada musim gugur atau musim dingin ini," ia melanjutkan.***

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler