Amerika Serikat Kian Terancam, Puluhan Ribu Orang Terpapar Covid-19 dalam Sehari

11 Mei 2020, 07:05 WIB
ILUSTRASI Virus Corona /PIXABAY/.*/Pixabay

MANTRA SUKABUMIPandemi Covid-19 makin menunjukan keganasannya, prediksi waktu yang cepat akan berakhir ternyata masih jauh dari kenyataan.

Dipastikan sampai saat ini jumlah korban positif makin meningkat. Bahkan korban positif di dunia hampir mendekati angka 3 juta.

Amerika Serikat menjadi negara peringkat pertama dengan jumlah pasien positif dan korban meninggal di dunia.

Bahkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat melaporkan jumlah pasien terinfeksi virus corona melambung tinggi menjadi 1.347.441 orang, dan korban meninggal dunia sebanyak 80.044.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Reuters, jumlah ini meningkat cukup signifikan dibandingkan Sabtu, 9 Mei 2020 kemarin, tercatat 73 ribu orang terinfeksi hanya dalam waktu satu hari.

Baca Juga: Sedih Tak Dapat Susui dan Sentuh Bayinya, Setelah Positif Covid-19 Sehari Sebelum Melahirkan

Kendati demikian, CDC mengungkap angka tersebut belum terkumpul secara mendetail, sebab banyak wilayah di AS yang berlum terjamah oleh pemerintah.

Sementara itu, sebuah kajian terbaru memprediksi hampir 135.0000 kasus kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat (AS) terjadi pada Agustus 2020 mendatang.

Dalam kajian itu disebutkan angka prediksi kasus kematian secara rinci yakni 134.475 yang diambil dari nilai tengah antara 95.092 dan 242.890, hampir dua kali lipat dari angka yang diramalkan sebelumnya.

Kenaikan diperkirakan lebih dari 62 ribu kasus dibandingkan prediksi sebelumnya.

Baca Juga: LIPI: Virus Corona Ditemukan dalam Sperma Laki-laki Bukan Hal Aneh

Artikel ini telah tayang sebelumnya di tasikmalaya.pikiran-rakyat.com dengan judul "Virus Corona di AS Kian Tak Terkendali, Puluhan Ribu Orang Terinfeksi Cuma dalam Sehari"

Dengan catatan sebanyak 8.700 kasus lebih terjadi di negara bagian New Jersey dan 7.800 kasus lebih di New York.

Prediksi baru tersebut sedikit banyak mencerminkan peningkatan mobilitas masyarakat, khususnya dengan pelonggaran aturan pembatasan sosial yang rencananya dilakukan di 31 negara bagian pada 11 Mei.

Menurut IHME, peningkatan mobilitas tersebut juga berarti peningkatan kontak antarmanusia yang memperbesar risiko penularan virus corona.

"Model kajian baru ini adalah dasar untuk perkiraan jumlah kematian di AS yang serius," ujar direktur IHME, Christopher Murray.

Tentunya, dengan asumsi bahwa aturan pemerintah yang saat ini diterapkan masih terus diberlakukan hingga angka infeksi rendah.

Baca Juga: Viral Video Penginjakan Alquran saat 17 Ramadan, Polisi Ciduk Pelaku asal Tasikmalaya

"Pada saat ini, kami yakin bahwa efek suhu udara pada penularan sangatlah penting, namun minimal. Seiring dengan mulainya musim panas dan suhu yang naik”.

"Kami akan mempelajari lebih jauh dan akan merevisi prediksi kami jika hal itu relevan secara statistik," menambahkan.**

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran Rakyat Tasikmalaya

Tags

Terkini

Terpopuler