Pandemi Corona Belum Usai, Spanyol Perpanjang Lockdown Hingga Akhir Juni Saat Aksi Anti Pemerintah

18 Mei 2020, 03:30 WIB
ILUSTRASI Lockdown COVID-19.* /pixabay /

MANTRA SUKABUMI - Pandemi virus corona masih melanda dunia termasuk Negara Spanyol, yang mana pemerintahannya terus lakukan upaya-upaya penekanan penyebaran virus tersebut.

Kebijakan yang dikeluarkan terkait pandemi virus corona salah satunya penerapan lockdown.

Namun setelah dijalankan kebijakan tersebut melihat kondisi saat ini, Pemerintah Spanyol sepertinya akan memperpanjang keadaan darurat pandemi virus corona.

Dan untuk terakhir kalinya memperpanjang penguncian atau lockdown hingga akhir Juni 2020.

Hal tersebut diungkapkan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez pada Sabtu 16 Mei 2020 saat aksi protes anti pemerintah membludak.

Baca Juga: Kabar Duka Selimuti Uut Permatasari, Ucapnya: Ibu Mertua Meninggal dalam Keadaan Berpuasa

"Jalan yang kami ambil adalah satu-satunya yang memungkinkan," ujar Pedro dikutip dari situs Reuters.

Pedro juga meminta parlemen untuk memperpanjang penguncian hingga satu bulan sampai akhir Juni saat sebagian besar negara kembali normal dan membuka penguncian.

Spanyol pertama kali menetapkan keadaan darurat pandemi virus corona pada 14 Maret 2020 lalu.

Para pejabat mengatakan bahwa untuk sementara wabah ini telah dikendalikan, namun pembatasan harus tetap dilakukan sedikit lebih lama.

Angka kematian di Spanyol yang disebabkan oleh COVID-19 naik sebanyak 102 orang, sehingga total kematian mencapai 27.563 orang pada Sabtu, 16 Mei 2020.

Artikel terkait sebelumnya telah tayang di Pikiranrakyat.com dengan judul Spanyol Perpanjang Lockdown hingga Akhir Juni saat Protes Anti Pemerintahan Membludak

Di tengah pembahasan perpanjangan masa lockdown, warga setempat melakukan aksi protes terhadap penanganan krisis pandemi yang dilakukan oleh pemerintah Spanyol. 

Baca Juga: JUBIR Kemenhub Klarifikasi Terkait Kabar Budi Karya Sumadi Terpapar Virus Corona Lagi

Para demonstran berkumpul dan membunyikan panci serta wajan untuk menyerukan agar pemerintah mengundurkan diri.

Meskipun polisi telah menekankan phsycal distancing atau jaga jarak, ratusan demostran tetap berkumpul.

Mereka mengibarkan bendera Spanyol dan menangis, beberapa demonstran mencela pemerintah sebagai komunis yang ingin menghancurkan negaranya.

"Saya menolak semua tindakan yang telah diterapkan pemerintah untuk menangani virus corona," ujar seorang bankir Jose Flores.

Spanduk besar yang menggambarkan wajah Pedro dengan kata 'patuh' terpampang di bawahnya terbentang dari blok menara Madrid.

Baca Juga: Bayi 8 Bulan Meninggal, Korban Termuda Akibat Derita Penyakit Langka Kawasaki yang Dipicu Corona

"Mereka perlu menguji semua orang sehingga orang sehat dapat kembali bekerja dan kita dapat memulai kembali perekonomian," ujar seorang demonstran lainnya.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari dari peta COVID-19 yang dibuat oleh Universitas John Hopkins CSSE, saat ini virus corona telah menginfeksi 4.632.903 orang di dunia dan 230.698 orang di Spanyol.

Virus ini pun memakan korban jiwa dimana sebanyak 311.739 orang di dunia dinyatakan meninggal dan 27.563 orang di Spanyol meninggal.

Namun sebanyak 1.693.057 orang di dunia dapat disembuhkan dan 146.446 orang di Spanyol sembuh serta dapat dipulangkan dari rumah sakit.**(Tita Salsabila/ Pikiranrakyat.com)

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler