Para Virologi Inggris Sanggah Klaim Dokter Italia yang Sebut Virus Corona Tak Lagi Mematikan

2 Juni 2020, 09:48 WIB
ILUSTRASI virus corona.* /Pixabay

MANTRA SUKABUMI - Baru-baru ini dokter senior Italia, Alberto Zangrillo yang juga merangkap sebagai Kepala Rumah Sakit San Raffaele, Milan, wilayah utara Lombardy, telah mengklaim bahwa virus corona telah melemah.

Bahkan tidak sampai disitu, ia juga menyebut  bahwa virus tersebut jauh lebih tidak mematikan dibandingkan sebelumnya.

Zangrillo mengatakan "Pada kenyataannya, virus (COVID-19) secara klinis tidak lagi ada di Italia," sebagaimana dikutip dari laman INews.

Menurut Zangrillo yang menjadi bahan dasar klaimnya pada hasil tes swab yang diambil dari pasien virus corona selama 10 hari terakhir di Italia yang dilaporkan telah menunjukkan viral load sangat kecil dibandingkan dua bulan lalu.

Pernyataan milik dr. Zangrillo pun didukung 
oleh teman seprofesinya di rumah sakit San Martino, Genoa.

Baca Juga: Tekan Laju Penyebaran Covid-19, Pemkab Sukabumi Lakukan Rapid Test Massal di 8 Pasar

Italia hingga kini memiliki angka kematian akibat virus corona tertinggi di dunia atau sebanyak 33.415 orang sejak kasusnya terungkap pada 21 Februari 2020 lalu.

Dalam peringkat global, Italia berada pada urutan ke-6 tertinggi COVID-19.

Infeksi baru dan kematian yang telah menurun pada bulan Mei 2020, membuat negara tersebut mulai membuka penguncian dan melonggarkan perbatasan seluruh negeri.

Dr. Zangrillo juga mengatakan bahwa beberapa ahli terlalu khawatir tentang prospek gelombang kedua infeksi virus corona di Italia.

Namun paparan dokter senior itu segera disanggah oleh para virologi asal Inggris, salah satunya Dr. Elisabetta Groppelli.

Ilmuwan yang juga menjadi dosen kesehatan global dan ahli virus di St. George's, University of London mengatakan bahwa pernyataan virus melemah tidak berdasarkan bukti nyata.

"Saran bahwa virus ini sedang melemah saat ini tidak didasarkan pada bukti yang ada. Untuk itu, kita perlu mengesampingkan alasan lain mengapa tampaknya orang sedang melakukan tindakan lebih baik saat ini," ujarnya.

Baca Juga: Tiongkok Sangkal AS Terkait Tuduhan Memanfaatkan Aksi Masa Rasial

Groppelli menambahkan, kasus virus corona di Italia cenderung lebih sedikit pada orang-orang berusia muda.

"Di Italia, usia kasus yang dikonfirmasi telah semakin berkurang dan kita tahu bahwa tingkat keparahan penyakit cenderung lebih sedikit pada kelompok yang lebih muda," tambahnya.

Artikel terkait sebelumnya telah tayang di Pikiran-rakyat.com dengan judul Dokter di Italia Klaim Virus Corona Tak Lagi Mematikan, Virolog Inggris Buka Suara

Menurut virologi tersebut, tingkat keparahan kasus yang didiagnosa sebelumnya menjadi pertimbangan lain dari pernyataan milik dr. Zangrillo.

"Kasus-kasus yang didiagnosa sebelumnya, yang meningkatkan hasil dari penyakit ini membuat setiap bukti tingkat keparahan penyakit yang berkurang perlu mempertimbangkan poin-poin sebelumnya," ujar Groppelli.

Baca Juga: Khusus untuk Angkatan Udara Indonesia, Rusia Tawarkan akan Modifikasi Pesawat Jet Tempur Su-35

Genom virus corona telah dipantau di seluruh dunia, termasuk Inggris.

Sehingga konsensus atau kesepakatannya sejauh ini menghasilkan kesimpulan bahwa tidak adanya bukti untuk perubahan fitur virus, seperti penularan dan keparahan penyakit.

Seorang ilmuwan dari Pusat Penelitian Virus MRC-Universitas Glasgow, Dr. Oscar MacLean menyanggah bahwa klaim dr. Zangrillo tak berdasarkan literatur ilmiah.

"Klaim ini tidak didukung oleh apapun dalam literatur ilmiah dan juga tampaknya cukup tidak masuk akal karena alasan genetik. Sebagian besar mutasi COVID-19 sangat jarang dan beberapa infeksi mungkin dilemahkan oleh mutasi tertentu," tambahnya.

Sehingga, menurut MacLean mutasi tersebut sangat tidak mungkin mengubah sifat virus pada tingkat nasional atau global.** (Farida Al-Qodariah/ Pikiran-rakyat.com)

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler