Naas, 113 Orang Tewas dan Ratusan Tertimbun Tanah di Tambang Batu Giok Myanmar

3 Juli 2020, 13:36 WIB
TIM penyelamat sedang melakukan evakuasi korban tanah longsor di tambang Hpakant, Myanmar.* /Daily Star/

MANTRA SUKABUMI - Ratusan penambang batu giok terjebak karena tertimbun longsoran tanah saat berada di tempat tambang.

Diketahui, sebanyak 113 para penambang juga tewas mengenaskan terkubur longsoran tanah.

Kejadian tersebut terjadi di tambang batu Myanmar tepatnya di daerah Hpakant.

Baca Juga: Cek Fakta: Terlilit Utang, Dikabarkan Jokowi Terancam Serahkan Indonesia pada Tiongkok

Tragedi nahas terjadi diakibatkan oleh hujan lebat yang mengguyur daerah tersebut, seperti yang disampaikan oleh Dinas pemadam kebakaran Myanmar dalam sebuah pernyataannya di Facebook.

Tanah longsor akibat hujan lebat itu berubah menjadi lumpur yang membuat petugas kesulitan dalam proses evakuasi korban, seperti dikutip dari situs Daily Star.

"Penambang batu giok dihantam oleh gelombang lumpur. Hingga saat ini proses pencarian masih berlangsung," menurut dinas pemadam kebakaran Myanmar.

Baca Juga: Kabar Buruk, Pasien Corona di RSD Wisma Atlet Bertambah 25 orang, Hingga Menjadi 594 Pasien

Beberapa foto yang diunggah, menunjukkan tim pencari dan penyelamat tengah mengarungi lembah yang telah bercampur dengan tanah longsor.

Menurut dinas kebakaran Myanmar, tanah longsor dan kecelakaan lainnya kerap terjadi di tambang Hpakant yang tidak dikelola dengan baik tersebut.

Artikel terkait sebelumnya telah tayang di Pikiranrakyat-bekasi.com dengan judul "Duka Tambang Batu Giok di Myanmar, Ratusan Orang Tewas dalam Timbunan Tanah Longsor"

Pada tahun 2015, tanah longsor di daerah itu pernah menewaskan 116 orang.

Bahkan pada April 2020, setidaknya 54 penambang dihantam tanah longsor "danau lumpur" di daerah yang sama.

Baca Juga: Didesak Rakyat, Turki Gelar Sidang Alih Fungsi Hagia Sophia Jadi Masjid, Petinggi Kristen Menolak

Pada saat itu, sebuah saringan lumpur runtuh di tambang Hpakant, menyebabkan tanah longsor yang menimpa tempat beristirahat para penambang.

Dilaporkan, 54 korban itu terkubur bersama dengan 40 alat berat.

Tin Soe, seorang pejabat setempat, mengatakan kepada Reuters pada saat itu, "Mereka tidak akan bertahan. Itu tidak mungkin karena mereka terkubur di bawah lumpur."

Untuk diketahui, perdagangan batu giok Myanmar dilaporkan bernilai lebih dari 30 miliar dolar per tahun.** (Ikbal Tawakal/ Pikiranrakyat-bekasi.com)

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi

Tags

Terkini

Terpopuler