2 Nelayan Tewas, Iran Tahan Awak Kapal dan Kapal UAE

21 Agustus 2020, 16:20 WIB
Nelayan /

MANTRA SUKABUMI - Pada hari Kamis, Iran telah menyatakan bahwa pihaknya telah menyita sebuah kapal yang terdaftar di Uni Emirat Arab (UAE).

Iran menganggap bahwa kapal itu telah melanggar perairan teritorialnya seminggu ini setelah penjaga pantai UAE membunuh dua nelayan Iran pada hari yang sama.

Sebagaimana mantrasukabumi.com lansir dari aljazeera.com. Pada hari senin sebuah kapal Emirat disita oleh penjaga perbatasan Iran beserta awak kapalnya. Mereka ditahan sebab telah melakukan lalu lintas ilegal di perairan Iran.

Baca Juga: Rasulullah Peringatkan Kehidupan Kita Kelak di Alam Kubur TernyataHanya Orang ini yang akan Bahagia

Pada hari yang sama pula penjaga UAE telah menembak mati dua nelayan Iran dan menyita sebuah perahu.

Berdasarkan awak media, pada haru Rabu UAE telah menyatakan penyesalan atas insiden tersebut dan telah mengumumkan kesiapannya untuk membayar kompensasi.

Iran telah memanggil kuasa usaha UEA di Teheran atas insiden tersebut. Sementara itu, kementrian luar negri UEA menolak komentar ketika dihubungi oleh media berita Reuters.

Baca Juga: 7 Deretan Kebun Binatang Terbaik Indonesia, Simak Mana Saja

Meskipun Insiden mengenai kapal penangkap ikan sering terjadi antara Iran dan tetangganya di Teluk Arab. Tetapi Iran selalu memperingatkan agar setiap agresi mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi kapal dan warganya di Teluk Persia.

Kantor berita resmj UAE WAM melaporkan pada haei Senin, bahwa penjaga pantai Teluk Persia telah mencoba menghentikan delapan kapal nelayan yang melanggar perairan teritorialnya di Barat Laut pulau Sir Bu Nu'Ayr tanpa melaporkan adanya korban.

Iran telah mengutuk perjanjian itu bersama Presiden Hasan Rouhani, mereka menyebutnya sebagai kesalahan besar. Presiden Hasan juga telah memperingatkan agar tidak membuka jalan menuju Israel ke kawasan tersebut.

Baca Juga: Wow Ternyata Inilah Usaha Tanpa Modal dengan Penghasilan Jutaan Rupiah

Pernyataan Presiden Hasan Rouhani dipandang sebagai ancaman oleh UEA. Kemudian UEA memanggi kuasa hukum Iran di Abu Dhabi untuk memprotes retorika yang tidak dapat diterima dan dianggap menghasut oleh UEA.

Pada tahun 2016 UEA memutuskan hubungannya dengan Iran ditengah persaingan sengit antara Teheran dan sekutu Emirat Arab Saudi. Kemudian membangun hubungan diplomatik antara Israel dan sekutu Timur Tengah Washington, termasuk negara-negara Teluk yang kaya akan minyak, telah menjadi inti dari strategi regional Presiden AS Donald Trump untuk menahan Iran.

Menteri Luar Negri Uni Emirat Arab, Anwar Gragash telah berulang kali mengatakan keputisan UAE untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel tidak ada hubungannya dengan Iran.

Baca Juga: Unik Tradisi Tahunan, Masyarakat Pariaman Sumatra Barat Rutin Adakan Festival Tabuik

Namun, Pemerintah UAE telah lama menganggap Iran sebagai ancaman regional utama dan ketegangan baru-baru ini antara Teheran dengan Washington juga daerah sekitarnya.**

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler