Puluhan Orang Armenia yang Tinggal di Prancis Tiba di Azerbaijan, Gabung Bersama Pasukan Yerevan

8 Oktober 2020, 12:50 WIB
Rekrutan sukarelawan etnis Armenia berkumpul di sebuah pusat di mana mereka menerima seragam dan senjata sebelum dikirim ke garis depan dekat Hadrut, wilayah yang diduduki secara ilegal di Azerbaijan, Selasa, 29 September 2020. (Foto AP) /


MANTRA SUKABUMI - Media Prancis melaporkan Rabu, 7 Oktober 2020, untuk bertempur bersama pasukan Yerevan, puluhan orang Armenia yang tinggal di Prancis telah tiba di wilayah Azerbaijan.

Dimana wilayah Azerbain tersebut sekarang telah diduduki secara illegal, yaitu yang berokasi di Nagorno Karabakh.

"Orang-orang Armenia dari Prancis mulai tiba di Armenia untuk melawan tentara Azerbaijan di front Nagorno-Karabakh," kata Georges Malbrunot, seorang reporter senior surat kabar Prancis Le Figaro dalam tweet, sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari dailysabah.com.

Baca Juga: Nikah Bertahun-tahun Tak Kunjung Hamil, Coba Minum Ramuan Ini

"Sebuah kiriman AFP bertanggal dari Yerevan menceritakan perjalanan salah satu dari mereka, yang datang dari Strasbourg," katanya, mengutip seorang reporter kantor berita Prancis Agence France-Presse (AFP).

Sementara itu, France 24 menceritakan perjalanan tentara bayaran lainnya ke Kaukasus untuk memperjuangkan tujuan ilegal.

"Vardan, seorang tukang bangunan Armenia yang tinggal di Prancis barat, terbang kembali ke negara asalnya untuk berperang dalam konflik dengan Azerbaijan," kata France 24 dalam laporan itu.

Baca Juga: Azerbaijan Tembakkan Rudal untuk Cegah Serangan Armenia yang Kedua di Yevlakh

"Seorang veteran perang pertama di Nagorno Karabakh pada 1990-an, pria berusia 45 tahun itu berencana kembali ke kota asalnya Yeghvard, membentuk sekelompok sukarelawan dan pergi ke garis depan. Saat dia tiba, dua pria dari Yeghvard telah tewas dalam pertempuran itu”,tambah France 24.

Baru-baru ini terungkap bahwa selain tentara bayaran dari luar negeri, Armenia juga menggunakan teroris PKK dalam perjuangannya untuk melanjutkan pendudukan ilegal wilayah Azerbaijan, seperti yang diakui oleh setiap negara anggota PBB dan PBB sendiri.

Badan intelijen Azerbaijan juga mengungkapkan dialog yang dicegat antara dua militan PKK yang datang ke daerah itu untuk memperjuangkan separatis Armenia.

Armenia dan Azerbaijan telah menemui jalan buntu di wilayah Nagorno-Karabakh sejak runtuhnya Uni Soviet.

Baca Juga: 5 Kombinasi Makanan Dianggap Bahaya, Tapi Sebenarnya Aman jika Dikonsumsi

Bentrokan paling sengit antara pasukan Armenia dan Azerbaijan selama bertahun-tahun di wilayah yang diduduki dimulai pada hari Minggu.

Hingga Kamis, setidaknya 130 kematian telah dikonfirmasi saat pertempuran meluas hingga hari kelima.

Empat resolusi Dewan Keamanan PBB (DK PBB) dan dua resolusi Majelis Umum PBB (UNGA), serta banyak organisasi internasional, menuntut penarikan pasukan Armenia yang menduduki dari Nagorno-Karabakh.

OSCE Minsk Group diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat dibentuk pada tahun 1992 untuk menemukan solusi damai untuk konflik tersebut tetapi tidak berhasil.

Nagorno Karabakh diakui sebagai wilayah Azerbaijan oleh PBB dan hampir semua pemerintah di dunia kecuali Armenia.**

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Daily Sabah

Tags

Terkini

Terpopuler