Kementerian Narkoba Korea Selatan Dikecam Atas Lambatnya Respons Terhadap Vaksin Flu

14 Oktober 2020, 12:10 WIB
Menteri Keamanan Makanan dan Obat Lee Eui-kyung menanggapi pertanyaan dari anggota parlemen selama sesi audit parlemen hari Selasa di Majelis Nasional di Yeouido, Seoul tengah. (Kementerian Keamanan Pangan dan Obat) /

MANTRA SUKABUMI - Kementerian Keamanan Makanan dan Obat mengatakan sekitar 615.000 dosis vaksin flu akan dilarang digunakan setelah ditemukan mengandung partikel yang mencurigakan.

Ini merupakan tambahan dari 480.000 dosis yang dinyatakan tidak dapat digunakan sebelumnya setelah terpapar suhu di luar kisaran saat dibawa ke klinik dan rumah sakit.

Kementerian Narkoba Korea Selatan dikecam karena lambatnya respons terhadap vaksin flu bermasalah yang telah diberikan kepada setidaknya puluhan ribu orang.

Baca Juga: Aktivis KAMI Dirangkap, Gatot Nurmantyo: Semakin Ditekan, KAMI Akan Semakin Bangkit

Baca Juga: Ida Fauziyah: Siap-siap Termin II Mulai Disalurkan Pada Akhir Oktober 2020

Tetapi langkah kementerian untuk menghentikan penggunaan vaksin dengan kemungkinan kontaminan datang terlambat tiga hari, menurut Perwakilan Partai Demokrat Jung Choun-sook yang berkuasa.

Jung mengatakan selama sesi audit Majelis Nasional hari Selasa bahwa Kementerian Keamanan Obat telah mengetahui masalah dengan vaksin tersebut sejak 6 Oktober, tetapi menunggu hingga akhir minggu itu untuk membuat pengumuman.

Dengan gagal mengambil tindakan segera, hampir 65.000 orang diberikan tembakan yang dikhawatirkan tidak efektif dan tidak aman mulai 7-9 Oktober, kata anggota parlemen itu.

“Seharusnya kementerian mengkomunikasikan risikonya dengan segera dan jelas kepada publik,” katanya. Sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari koreaherald.com.

Sementara Kementerian Keamanan Narkoba serta Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea bersikeras bahwa vaksin yang terkena dampak aman dan efektif.

Perwakilan Partai Demokrat Shin Hyun-young mengatakan prosedur tersebut belum cukup transparan untuk memulihkan kepercayaan publik.

“Perlu ada kepastian bahwa orang yang diberikan vaksin tidak mengalami efek samping,” ujarnya. Sejauh ini, 12 orang dilaporkan mengalami reaksi negatif seperti nyeri dan bengkak di sekitar tempat suntikan serta demam.

Baca Juga: Aktivis KAMI Dirangkap, Gatot Nurmantyo: Semakin Ditekan, KAMI Akan Semakin Bangkit

Menteri Keamanan Narkoba Lee Eui-kyung dalam tanggapannya mengatakan "tidak ada bahaya yang diketahui" dari vaksin dengan kontaminan yang dicurigai, tetapi penggunaannya telah dihentikan "karena hati-hati."

“Kementerian berencana untuk memonitor secara dekat pasien yang menerima vaksin tersebut untuk reaksi yang tidak biasa,” katanya.

Vaksin yang mengalami berbagai tingkat kegagalan rantai dingin telah disetujui untuk inokulasi lagi, setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas kesehatan masyarakat menyimpulkan tidak ada masalah keamanan atau potensi.

Meski penyelidikan belum tuntas, jumlah orang yang diinokulasi vaksin terpapar panas sebanyak 3.045 orang hingga hitungan terakhir.

Ditanya tentang potensi kekurangan, Lee menjawab program vaksinasi akan kekurangan cakupan yang direncanakan dengan perkiraan 60.000 hingga 70.000 dosis.**

 

Editor: Emis Suhendi

Tags

Terkini

Terpopuler