Sikapi Presiden Prancis, Menlu Iran: Menghina Muslim Adalah Penyalahgunaan Kebebasan Berbicara

27 Oktober 2020, 07:59 WIB
Menlu Iran Mohammad Javad Zarif /Antaranews

MANTRA SUKABUMI - Menteri luar negri (Menlu) Iran, Mohammad Javad Zarif buka suara terkait kasus yang terjadi di negara Prancis tersebut.

"Menghina Muslim adalah penyalahgunaan yang semata-mata mengambil keuntungan atas kebebasan berbicara," Ujar Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, Senin, 26 Oktober 2020.

Terkait kasus pemenggalan seorang guru sejarah di Prancis, sebut saja Samuel Partey, karena telah menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelasnya.

Baca Juga: Ingat Login e-form BRI Hanya untuk Cek Daftar Penerima BPUM UMKM Rp 2,4 Juta Bukan untuk Daftar

Baca Juga: Daftar Penerima BLT BPUM Rp2,4 Juta, BRI hanya Login eform.bri.co.id/bpum dengan No eKTP Saja

Kasus yang terjadi di Prancis itu, kini menjadi perbincangan di seluruh dunia.

Pernyataan Menlu Iran menjadi ungkapan yang jelas, terhadap ucapan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap kritis terhadap Islam, sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari laman antaranews.com pada Selasa, 27 Oktober 2020.

"Muslim adalah korban utama dari kultus kebencian," Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, dalam cuitannya di akun Twitter miliknya, tanpa secara langsung berbicara kepada Macron.

"Menghina 1,9 miliar Muslim dan kesucian mereka ”untuk kejahatan menjijikkan dari ekstremis semacam itu adalah penyalahgunaan kebebasan berbicara. Itu hanya memicu ekstremisme," Tambahnya Mohammad Javad Zarif.

Macron, Presiden Prancis tersebut, serta memimpin penghormatan kepada seorang guru sejarah yang dipenggal kepalanya oleh seorang remaja Chechnya, karena menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelas.

Menyatakan perang terhadap "separatisme Islam", yang dia yakini mengambil alih beberapa komunitas Muslim di negera Prancis itu.

Berbeda dengan negara muslim lainnya, para pemimpin ulama Iran tidak menyerukan pemboikotan terhadap barang-barang Prancis.

Namun, beberapa pejabat dan politis Iran, termasuk kepala parlemen dan pengadilan, telah mengutuk Marcon karena "Islamophobia", menurut media pemerintah Iran.

Begitupun dengan Ali Shamkhani, sekutu dekat otoritas tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengatakan "perilaku irasional" Macron menunjukkan "kekasarannya dalam politik".

Baca Juga: Cek Daftar Penerima BPUM BRI di eform.bri.co.id/bpum Hanya dengan e-KTP, Begini Caranya

"Kalau tidak, dia tidak akan berani memeluk Islam dalam pencariannya untuk kepemimpinan di #Eropa," Cuit Shamkhani, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran tersebut.

"Saya menyarankan agar dia membaca lebih banyak sejarah dan tidak bersukacita dalam mendukung Amerika dan Zionisme yang mengalami penurunan." Tambanya.

Tindakan Presiden Prancis tersebut kini menjadi pembicaraan di seluruh penjuru dunia, dan mengundang pertanyaan-pertanyaan di masyarakat luas.

Sehingga dikhawatirkan, memicu terjadinya aksi demonstrasi akibat tindakan yang dilakukan Presiden Prancis tersebut.**

Editor: Emis Suhendi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler