Meski Belum Jaminan, Mayoritas Perusahaan AS di China Lebih Percayai Joe Biden Daripada Donald Trump

20 November 2020, 21:15 WIB
Meski Belum Jaminan, Mayoritas Perusahaan AS di China Lebih Percayai Joe Biden Daripada Donald Trump //Instagram.com/@joebiden /

MANTRA SUKABUMI – Mayoritas perusahaan AS di China lebih percaya kepada presiden AS terpilih, Joe Biden dalam menghadapi perkembangan kerjasama pemerintahan AS-China ke depan.

Meski begitu, masih ada rasa takut tersendiri di kalangan pengusaha AS di China terhadap perkembangan kebijakan pemerintah AS.

Hal ini membuat perusahaan AS perlu adanya jaminan dari kedua pemerintah agar jalur investasi AS di China bisa berkembang tanpa terhambat kebijakan politik yang buruk seperti sekarang.

Baca Juga: Tips Handal Membuat PIN ShopeePay yang Aman untuk Menjaga Keamanan Akun

Baca Juga: Alhamdulillah, Kemnaker Kembali Salurkan BLT BSU Termin 2 Tahap 4 ke 2,44 Juta Pekerja, Ini Penjelas

"Meski ekspektasi optimis untuk lingkungan bisnis AS-China akan lebih baik di bawah pemerintahan Joe Biden, China tetap harus membuat jaminan kepada perusahaan-perusahaan AS untuk terus menarik investasi AS," begitu bunyi hasil survei itu.

Lebih dari 60% bisnis Amerika di China lebih optimis menggarap usahanya di China setelah hasil Pilpres AS keluar, menurut survei Kamar Dagang Amerika di Shanghai, China yang melibatkan 124 perusahaan.

Asal tahu saja, hampir sepertiga perusahaan percaya, ketegangan perdagangan AS-China akan berlanjut tanpa batas waktu. Dikutip mantrasukabumi.com dari reuters.com, Jumat (20 November 2020).

Tak hanya itu, survei juga menyebut, "33% kepala perusahaan khawatir akan keselamatan karyawan di China, sebagai akibat dari larangan keluar/penahanan."

Baca Juga: Fadli Zon dan Budi Setyarso Sebut TNI Jangan Berpolitik, Ferdinand: Politik TNI Itu Politik Negara

Di sisi lain, Presiden terpilih AS, Joe Biden pada Senin (16 November 2020) mengaku perlu bernegosiasi dengan sekutu untuk menetapkan aturan perdagangan global guna mengatasi pengaruh China yang makin besar.

Di bawah kepemimpinan Donald Trump, pemerinah AS dan China telah saling memberi sanksi perdagangan dalam berbagai isu, termasuk perdagangan, undang-undang keamanan nasional baru yang berlaku di Hong Kong, virus corona, hingga tuduhan AS atas ancaman keamanan nasional dari perusahaan teknologi China. **

Editor: Emis Suhendi

Tags

Terkini

Terpopuler