Erdogan: Menghina Tokoh Suci Itu Jauh dari Kebebasan, Karena Pemikirannya Berbeda

- 29 November 2020, 19:29 WIB
Presiden Turki Recep Teyyip Erdogan
Presiden Turki Recep Teyyip Erdogan /instagram/erdogan/

MANTRA SUKABUMI - "Anda telah mengikuti dengan cermat kekejaman di Prancis terhadap Nabi (Muhammad) di bawah label 'kebebasan berpikir'," kata Erdogan dalam pesan video di konvensi tahunan ke-23 Masyarakat Muslim Amerika pada hari Sabtu.

Erdogan juga mengatakan, "Menghina tokoh suci itu jauh dari kebebasan. Karena pemikirannya berbeda, penghinaan itu berbeda."

Menekankan bahwa fanatisme ideologis telah mendapatkan lebih banyak landasan, Erdogan mengatakan mereka yang mendorong penghinaan terhadap nabi dan mereka yang mengabaikan serangan terhadap masjid berusaha menyembunyikan fasisme mereka.

Baca Juga: ShopeePay Terima Penghargaan Marketeers Youth Choice: Brands of the Year 2020

Baca Juga: Positif Covid-19, Begini Pesan Wagub Ahmad Riza Patria Kepada Warga Jakarta

Dikutip mantrasukabumi.com dari dailysabah.com, bahwa menghina kepercayaan orang tidak ada hubungannya dengan kebebasan, kata Presiden Recep Tayyip Erdogan, mencela meningkatnya sentimen anti-Muslim di negara-negara Barat.

Menggarisbawahi bahwa mereka menggunakan kebebasan berpikir dan pers saat menyerang nilai-nilai sakral, dia mengatakan mereka tidak bisa mentolerir kritik sekecil apapun terhadap diri mereka sendiri.

Menggambarkan Islamofobia sebagai penyakit yang menyebar lebih cepat daripada virus corona, Erdogan mengatakan: "Budaya rasisme, diskriminasi dan intoleransi telah mencapai tingkat yang tidak dapat disembunyikan di negara-negara yang selama bertahun-tahun telah dipuji sebagai tempat lahir demokrasi."

Menyoroti bahwa Islamofobia dan xenofobia telah berubah menjadi tren yang memandu kebijakan negara dan mempersulit kehidupan sehari-hari, Erdogan mengatakan marginalisasi umat Islam karena kepercayaan, bahasa, nama, atau pakaian mereka telah menjadi hal biasa di banyak negara.

Dia mengatakan Turki, yang berupaya mencegah konflik etnis dan berbasis sekte, tidak ragu untuk menanggapi jika ada yang menargetkan nilai-nilai sakral mereka.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x