"Kami punya banyak peralatan, termasuk kamera, dan lain-lain. Aku bisa mengeluarkan semuanya," imbuhnya.
Jawad Mahdi, seorang pria Palestina yang memiliki gedung tersebut pun mencoba untuk mengulur waktu kepada petugas di intelijen Israel.
"Yang saya minta adalah membiarkan empat orang masuk ke dalam dan mengambil kamera mereka. Kami menghormati keinginan Anda, kami tidak akan melakukannya jika Anda tidak mengizinkannya, tetapi beri kami 10 menit," ucap kepada petugas evakuasi.
Tetapi petugas di intelijen Israel tidak mengizinkan satu orang pun untuk memasuki gedung.
"Tidak akan ada 10 menit. Tidak ada yang diizinkan memasuki gedung, kami sudah memberi Anda waktu satu jam untuk mengungsi," jawab petugas itu.
Ketika permintaan itu ditolak, Jawad menutup telepon dan berkata bahwa Tuhan pasti akan melihat kejadian tersebut.
"Kamu telah menghancurkan pekerjaan hidup kami, kenangan, hidup. Saya akan menutup telepon, lakukan apa yang Anda inginkan. Masih ada Tuhan," katanya.
Tentara Israel mengklaim ada kepentingan militer dari intelijen Hamas di gedung tersebut.
Setelah membom gedung-gedung di Gaza, tentara Israeil menuduh bahwa Hamas menggunakan jurnalis sebagai tameng manusia. Namun, tidak ada bukti yang mendukung klaimnya.***