Baca Juga: Murka dengan Konflik Israel Palestina, Pangeran Arab Saudi Minta AS Berhati-hati: Posisi Kami Jelas
Sekjen PBB juga menyoroti pentingnya perlindungan terhadap warga sipil serta penggunaan kekuatan secara proporsional.
Merujuk pada klaim Israel bahwa serangan mereka didasarkan pada pertahanan diri terhadap serangan teroris, Guterres menekankan bahwa pembenaran apapun, termasuk kontra-terorisme, harus didasarkan pada hukum humaniter internasional yang mensyaratkan penggunaan kekuatan dan pengekangan yang proporsional dalam menjalankan operasi militer.
Di sisi lain, dia juga mendesak Hamas dan militan Palestina lainnya untuk berhenti tanpa pandang bulu meluncurkan roket dan mortir ke pusat-pusat populasi Israel.
Lebih lanjut Guterres menjelaskan bahwa pertempuran terakhir antara Israel dan Palestina tidak lepas dari isu utama yaitu pendudukan yang telah berlangsung puluhan tahun, dan semakin mengasingkan kedua belah pihak dari meja perundingan.
Untuk itu, Guterres menyerukan kepada komunitas internasional untuk membantu memulai kembali negosiasi untuk mengakhiri pendudukan Israel, dan memungkinkan realisasi "solusi dua negara" berdasarkan perbatasan tahun 1967, resolusi PBB, dan hukum internasional, dan kesepakatan bersama dengan Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan Palestina.
"Perserikatan Bangsa-Bangsa sangat berkomitmen untuk bekerja dengan Israel dan Palestina serta dengan mitra internasional dan regional kami, termasuk Kuartet Timur Tengah, untuk mewujudkan perdamaian yang langgeng dan adil," kata mantan perdana menteri Portugis itu.
"Hanya dengan memperbarui komitmen kami dan meningkatkan upaya kami menuju solusi yang dinegosiasikan, kami dapat mengakhiri kekerasan dan kebencian ini," lanjut Guterres.***