Sejarah Singkat Lahirnya Greenpeace, Organisasi Peduli Lingkungan Dunia

- 2 Juni 2021, 16:53 WIB
Greenpeace Australia Pacific melawan generator listrik terbesar Australia, AGL menuduh mereka menggunakan logo untuk iklan satir.
Greenpeace Australia Pacific melawan generator listrik terbesar Australia, AGL menuduh mereka menggunakan logo untuk iklan satir. //Greenpeace/

MANTRA SUKABUMI - Greenpeace adalah suatu lembaga swadaya masyarakat, organisasi yang yang selalu mengkampanyekan peduli lingkungan dunia global .

Greenpeace merupakan organisasi yang fokus dan peduli pada lingkungan dunia sekaligus melakukan aksi untuk mengatasi keruksakaan lingkungan. 

Greenpeace memiliki cabang di lebih dari 40 negara dengan kantor pusat di Amsterdam, Belanda.

Baca Juga: Waspada, 5 Makanan Penyebab Ginjal Rusak yang Harus Dihindari Sekarang Juga

Greenpeace didirikan di Vancouver, British Columbia, Kanada pada 1971 dengan latar belakang penghentian percobaan nuklir yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat di Amchitka, Alaska.

Para aktivis mengirimkan kapal sewaan, Phyllis Cormack, yang diubah namanya menjadi Greenpeace, ke lokasi pengujian nuklir.

Mereka lalu mengadopsi nama Greenpeace menjadi nama organisasi.

Greenpeace dikenal menggunakan aksi langsung tanpa kekerasan, konfrontasi damai dalam melakukan kampanye.

Aksi untuk menghentikan berbagai aksi perusakan lingkungan seperti pengujian nuklir, penangkapan paus besar-besaran, deforestasi, dan sebagainya.

Organisasi global ini menerima pendanaan melalui kontribusi langsung dari individu yang diperkirakan mencapai 2,8 juta para pendukung keuangan, dan juga dari yayasan amal.

tetapi tidak menerima pendanaan dari pemerintah atau korporasi.

Sementara Greenpeace hadir di Indonesia pada 2005. Berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia.

Greenpeace Indonesia sudah terdaftar resmi di Departemen Kehakiman dan HAM sebagai perkumpulan Greenpeace dengan enam pendiri berdasarkan akta pendiriannya.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG Kamis 3 Juni 2021, Ada Potensi Hujan dan Risiko Kebakaran Hutan di Beberapa Kota

Greenpeace Indonesia memfokuskan kampanyenya pada beberapa persoalan yakni persoalan kehutanan, energi, air dan kelautan.

Kampanye kehutanan terutama hutan gambut terkait dengan pemanasan global/perubahan iklim.

Kampanye hutan Greenpeace tidak hanya berlangsung di negara-negara berkembang seperti Indonesia atau Kongo saja.

Kami juga berkampanye perlindungan hutan di negara-negara maju, dan berhasil menyelamatkan jutaan hektare hutan di Kanada, Brasil, Rusia dan lain-lain.

Kampanye mengenai revolusi energi sebagai hal yang krusial dalam menanggulangi bencana perubahan iklim.

yakni menyerukan efisiensi energi dengan peningkatan besar-besaran penggunaan energi terbarukan dan meninggalkan penggunaan energi fosil kotor.

Air adalah sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan namun juga menjadi sumber daya esensial yang paling terancam di dunia. Polusi limbah kimia industri mengkontaminasi sumber-sumber air bersih kita.

Pada tahun 2011 Greenpeace memulai kampanye Air Bersih Bebas Bahan Kimia Beracun di Indonesia dengan meluncurkan kampanye Penyelamatan Sungai Citarum bernama ‘Citarum Nadiku, Mari Rebut Kembali'.

Baca Juga: 5 Gejala Ginjal Bocor yang Perlu Diwaspadai, Sering Buang Air Kecil Salah Satunya

Kampanye Kelautan Greenpeace Indonesia mulai berjalan sejak 2013. Pengakhiran penangkapan berlebih (overfishing) dan IUU fishing merupakan fokus dari kampanye Greenpeace Indonesia.

yang menjadi bagian dari kampanye global penyelamatan laut dari dampak perubahan iklim (climate change), pencemaran (pollution) dan penangkapan ikan merusak (destructive fishing).

Greenpeace Indonesia bersama organisasi lainnya mendeklarasikan Visi Bersama Kelautan Indonesia 2025 pada 31 Mei 2013 yang menjadi landasan penyusunan Peta Jalan Pemulihan Laut Indonesia.

Peluncuran secara resmi kampanye kelautan Greenpeace Indonesia ditandai dengan kehadiran Kapal Rainbow Warrior (III) pada bulan Mei-Juni 2013 sebagai bagian dari Tur Ocean Defender di kawasan Asia Tenggara.

Greenpeace juga meluncurkan sebuah laporan terkait yang membeberkan keterancaman yang dihadapi oleh laut Indonesia saat ini, berjudul: Laut Indonesia dalam Krisis.***

Editor: Abdullah Mu'min


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah