Protokol baru tidak akan digunakan pada pasien berisiko tinggi tertentu, karena pengencer darah dapat menyebabkan perdarahan di otak dan organ lainnya.
Sementara itu, dalam tiga minggu mulai pertengahan Maret, Mocco melihat 32 pasienstroke dengan penyumbatan darah besar di otak, dua kali lipat dari jumlah biasanya untuk periode itu.
Baca Juga: Pemkab Sukabumi Mulai Sebar Bantuan Kepada Masyarakat Terdampak Covid-19
Lima di antaranya berusia sangat muda, di bawah 49 tahun, tanpa faktor risiko strokeyang jelas, bahkan yang termuda baru berusia 31 tahun. Lebih lanjut, Mocco menyebut setidaknya setengah dari 32 pasien akan dites positif Covid-19.
Kemudian, Dr. Hooman Poor, spesialis paru-paru dari Gunung Sinai, mendapati dirinya bekerja lembur, dengan 14 pasienmenggunakan ventilator. Namun pembacaan ventilator bukan yang ia harapkan.
Paru-paru tidak tampak kaku, seperti yang biasa terjadi pada pneumonia. Sebagai gantinya, sepertinya darah tidak beredar bebas melalui paru-paru untuk diangin-anginkan dengan setiap napas.
Buruk bertemu dengan seorang dokter ginjal malam itu, yang mengatakan bahwa kateter dialisis sering tersumbat oleh gumpalan.
"Dan aku berkata, lucu sekali kamu menyebutkan itu karena aku merasa semua pasien ini memiliki bekuan darah di paru-paru mereka," ujar Poor.
Reich, presiden rumah sakit, memberi tahu Poor tentang lonjakan stroke yang dilihat oleh Mocco dan mengatakan kedua dokter itu harus bekerja sama, memulai diskusi dan pertemuan dengan kepala departemen rumah sakit.**