Laksamana John Aquilino selaku komandan US Pacific Fleet mengatakan bahwa AS berkomitmen pada perintah berdasarkan aturan di Laut China Selatan dan terus memperjuangkan kebebasan laut dan aturan hukum.
"Partai Komunis Tiongkok harus mengakhiri pola penindasan orang Asia Tenggara dari minyak, gas, dan perikanan lepas pantai. Jutaan orang di wilayah ini bergantung pada sumber daya itu untuk mata pencaharian mereka," kata dia dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Kamis, 7 Mei 2020 sebagaimana dikutip Tim Mantra Sukabumi dari Pikiran-Rakyat.com berdasarkan laporan dari situs Navy Times.
Angkatan Laut AS secara teratur mengirimkan kapal ke perairan yang diperebutkan. AS menyebutnya sebagai operasi kebebasan navigasi, atau freedom of navigation operations (FONOP).
Baca Juga: Tiongkok dan AS Memanas, China Siapkan Pesawat Tempur Untuk Hadapi AS
Artikel ini telah tayang sebelumnya di laman Pikiran-Rakyat.com dengan judul "AS Kirim lagi Kapal Angkatan Laut, 'Gertak' Tiongkok di Laut China Selatan."
Baca Juga: AS Kirim Kapal Penghancur Rudal ke Laut China Selatan Tantang Tiongkok
Operasi ini dimaksudkan sebagai sinyal ke Beijing bahwa AS berupaya untuk menjaga perairan itu tetap terbuka.
Di wilayah Capella Barat terdapat sebuah kapal yang dikontrak oleh perusahaan minyak Malaysia, Petronas, yang melakukan pengeboran eksplorasi di Laut China Selatan. Di tempat ini kapal tersebut diganggu dan dilecehkan oleh kapal penangkap ikan Tiongkok, kapal Penjaga Pantai Tiongkok (CCG), dan kapal survei.
Dilansir dari Bussines Insider, Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI) melaporkan bahwa kapal-kapal Tiongkok juga menargetkan kapal lain yang sedang latihan di lepas pantai Malaysia.
Baca Juga: Duarr, Gardu Listrik di Cikakak Meledak Gegara Monyet Bergelantungan