AS Siagakan Tujuh Kapal Selam di Laut Cina Selatan, Ketegangan dengan Tiongkok Memuncak

- 20 Mei 2020, 12:00 WIB
KAPAL perusak berpeluru kendali milik Angkatan Laut Amerika Serikat USS McCampbell keluar dari formasi dengan kapal-kapal lainnya setelah latihan untuk menandai berakhirnya Valiant Shield 2016 di Laut Filipina, 23 September 2016.*
KAPAL perusak berpeluru kendali milik Angkatan Laut Amerika Serikat USS McCampbell keluar dari formasi dengan kapal-kapal lainnya setelah latihan untuk menandai berakhirnya Valiant Shield 2016 di Laut Filipina, 23 September 2016.* /ANTARA/

MANTRA SUKABUMI - Ketegangan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok makin memanas.

Pasalnya, belum lama ini Angkatn Laut AS kembali mengirim tujuh kapal selam ke wilayah Laut Cina Selatan.

Imbas dari persaingan dagang antara kedua negara yang dikaitkan dengan pandemi virus Corona, secara AS dan Tiongkok merupakan negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

Untuk mengimbangi operasi Tiongkok di kawasan Laut Cina Selatan, maka Amerika Serikat menyiagakan kapal selam sebagai tujuan untuk memastikan kebebasan keamanan di kawasan tersebut.

Baca Juga: Ahli Paleontologi Asal Argentina Temukan Fosil Megaraptor berusia 70 juta Tahun

Dikutip dari situs Express, Laksamana Muda Blake Converse, komandan sub pasukan Pasifik yang bermarkas di Pearl Harbor, mengatakan.

"Operasi kapal selam kami adalah bentuk  demonstrasi kesiapan kami dalam membela kepentingan dan kebebasan kami di bawah hukum internasional." katanya Selasa 19 Mei 2020.

Formasi kapal selam yang disiagakan adalah empat kapal selam penyerang (attack submarines) yang berbasis di Guam, USS Alexandria yang berbasis di San Diego dan beberapa kapal yang berbasis di Hawaii.

Baca Juga: PSBB Gak Ngaruh, Pusat Perbelanjaan Tetap Ramai, Perawat Sukabumi: Upaya Kita Tidak Berhasil

Attack submarine dipersenjatai dengan torpedo dan rudal jelajah Tomahawk.

Kapal selam jenis ini mampu melakukan misi pengawasan rahasia.

Selain kapal selam, Angkatan Laut AS telah menyiagakan armada kapal perang di Pasifik bagian Barat sebagai upaya unjuk kekuatan di kawasan tersebut.

Baca Juga: Benarkah Badai Panas hingga 41 Derajat akan Terjadi di Indonesia Akibat Equinox?, Berikut Faktanya

Seperti diketahui, berapa waktu belakangan Cina terus meningkatkan aktivitasnya di Laut Cina Selatan.

Tiongkok juga terus memperluas kuasa besar atas wilayah di perairan tersebut dengan membangun pulau pulau buatan.

Tiongkok diyakini telah mengganggu negara negara di kawasan tersebut.

Artikel ini telah tayang sebelumnya di  jurnalpresisi.pikiran-rakyat.com dengan judul Ketegangan Amerika dan Cina Memuncak, Tujuh Kapal Selam AS Siaga di Laut Cina Selatan.

Baca Juga: Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rajiun, Duka Cita Jokowi atas Meninggalnya Perawat Ari dan Janinnya

Misal baru baru ini dilakukannya terhadap kapal eksplorasi minyak yang dikontrak oleh perusahaan energi negara Malaysia, Petronas.

Sebelumnya, AS telah menyebut bahwa apa yang dilakukan Tiongkok di kawasan tersebut adalah aktivitas ilegal.

Tiongkok dianggap dengan sengaja memanfaatkan kondisi pandemi untuk meningkatkan keuntungan di kawasan tersebut.

Baca Juga: Agar Terhindar dari Paparan Virus Corona, Berikut Saran Dokter yang Perlu DIperhatikan

"Ketika militer kami terus menangani pandemi Corona di dalam negeri, kami tetap fokus pada misi keamanan nasional di seluruh dunia."

"Sebagian negara yang terjangkit virus corona terus berupaya pulih dari pandemi, dan sementara kami berusaha, pesaing kami berusaha untuk mengeksploitasi krisis ini untuk keuntungannya dengan mengorbankan negara lain." kata Menteri Pertahanan AS Mark Esper. **(Eggy Awang/Jurnal Presisi)

Editor: Encep Faiz

Sumber: Jurnal Presisi PR


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah