Dokter di New York, AS Dibuat Bingung dengan Munculnya Gejala Langka pada Pasien Covid-19

- 20 Mei 2020, 15:54 WIB
ILUSTRASI virus corona, COVID-19.*
ILUSTRASI virus corona, COVID-19.* /PIXABAY/

"(Peradangan) itu tidak khas dari temuan CT yang dilaporkan sebelumnya untuk Covid-19," katanya.

Namun, tim rumah sakit mencurigai bahwa pasien mungkin menderita COVID-19 sehingga dia kembali melakukan tes untuk virus corona pada hari ketujuh.

Tes-tes ini juga menunjukkan hasil negatif.

Pihak rumah sakit pun memutuskan untuk mendapatkan sampel menggunakan metode yang dikenal sebagai bronchoalveolar lavage (BAL).

BAL ini melibatkan tabung yang dimasukkan ke paru-paru pasien untuk mengekstraksi cairan dan jaringan dan memakan waktu yang cukup tidak nyaman serta metode ini tidak banyak digunakan di Amerika Serikat.

Artikel terkait sebelumnya telah di Pikiran-rakyat.com dengan judul Dokter Kembali Dipusingkan dengan Gejala Langka pada Pasien Virus Corona di New York, AS

Di sisi lain juga American Association for Bronchology dan Intervensional Pulmonology menentang penggunaannya dalam pengujian COVID-19 dalam semua kasus kecuali ekstrim.

Namun, para peneliti di Tiongkok mengatakan bahwa pendekatan ini dapat meningkatkan akurasi deteksi virus hingga lebih dari 90 persen jika dibandingkan dengan sekitar 60 persen untuk swab test pada hidung dan 30 persen untuk swab test pada bagian mulut.

Baca Juga: AS Negara Tertinggi Terpapar Corona,Donald Trump Anggap Hal yang Baik dan Sebagai Lencana Kehormatan

"Melalui panggilan telepon lanjutan, pasien melaporkan bahwa batuk dan mialgia-nya perlahan-lahan sembuh, dan ia tidak demam lebih tinggi dari 37,8 derajat Celcius," tulis para peneliti.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah