AS dan Eropa Tekan Arab Saudi untuk Bebaskan Pangeran Salman bin Abdulaziz yang Ditahan Tanpa Alasan

- 3 Juni 2020, 05:45 WIB
Pangeran Saudi Salman bin Abdulaziz yang dipenjara tampaknya tidak memiliki ambisi politik.* /AFP
Pangeran Saudi Salman bin Abdulaziz yang dipenjara tampaknya tidak memiliki ambisi politik.* /AFP /AFP/

"Ini bukan hanya penangkapan yang melanggar hukum. Ini penculikan siang hari. Ini adalah penghilangan paksa," kata seorang rekan pangeran itu, seperti dikutip Mantrasukabumi.com dari Pikiran-Rakyat.com yang dilansir AFP.

Setelah ditahan selama sekitar satu tahun di penjara Al-Ha'ir dengan keamanan tinggi dekat Riyadh dan kemudian di sebuah vila pribadi dengan ayahnya Pangeran Abdulaziz bin Salman, sang pangeran dipindahkan ke situs penahanan rahasia pada bulan Maret.

Baca Juga: Helmy Yahya Dikabarkan Dipecat Sebagai Dirut TVRI Karena Sempat Putar Film G30S/PKI, Simak Faktanya

Dia secara misterius kembali ke vila minggu lalu untuk dipersatukan kembali dengan ayahnya.

Masih belum jelas mengapa dia dipindahkan ke situs rahasia. Panggilan teleponnya ke keluarganya dipantau oleh intelijen Arab Saudi, kata sumber itu.

Namun kepulangannya mungkin merupakan tanda sementara bahwa tekanan internasional untuk pembebasannya berhasil. Otoritas Arab Saudi tidak menanggapi permintaan komentar atas kasus tersebut.

Baca Juga: Covid-19 di AS Picu Tindakan Warga AS Pada Orang Asia Hingga Terjadi Tendangan, Diludahi dan Ditusuk

Artiekl ini telah terbit sebelumnya di laman Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Arab Saudi dalam Tekanan, AS dan Eropa Tuntut Bebaskan Pangeran Dermawan yang Dipenjara Tanpa Alasan."

Sebuah delegasi dari Parlemen Eropa memohon otoritas Arab Saudi untuk membebaskan bangsawan yang ditahan termasuk Pangeran Salman selama kunjungan ke Riyadh pada Februari, menurut sebuah sumber dan laporan internal dari tur yang dilihat oleh AFP.

"Parlemen Eropa telah meminta informasi tentang kasus ini dalam sebuah surat yang ditujukan ... kepada Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, yang (masih) belum terjawab," ujar Marc Tarabella, wakil ketua delegasi parlemen untuk hubungan dengan semenanjung Arab.

Halaman:

Editor: Encep Faiz

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x