Pakar Militer Sebut Dunia Diambang Perang Jika Tiongkok dan Korut Tingkatkan Senjata Nuklir

- 17 Juni 2020, 04:40 WIB
Tentara Korea Utara.*
Tentara Korea Utara.* /SOGWANG/

Hal ini karena pemilik dua gudang senjata terbesar-Rusia dan Amerika Serikat-telah mengurangi jumlah hulu ledaknya, sebagian besar untuk membongkar senjata-senjata tua.

Baca Juga: Bahaya, Islam Larang Hubungan Intim dengan Posisi Ini, Apa Saja?

"Pada saat yang sama, baik AS dan Rusia memiliki program yang luas dan mahal yang sedang berlangsung untuk mengganti dan memodernisasi hulu ledak nuklir, sistem pengiriman rudal dan pesawat, dan fasilitas produksi senjata nuklir mereka," demikian bunyi laporan itu.

Menurut laporan SCMP, Amerika memiliki 1.750 hulu ledak yang ditempatkan di rudal atau pangkalan dengan pasukan operasional-dan 4.050 hulu ledak cadangan atau pensiunan hulu ledak menunggu untuk dibongkar.

Pada awal 2020, sembilan negara yang terdiri atas AS, Rusia, Inggris, Prancis, Tiongkok, India, Pakistan, Israel dan Korea Utara, diperkirakan memiliki 13.400 senjata nuklir, 3.720 di antaranya dikerahkan dengan pasukan tugas aktif.

Sekitar 1.800 diantaranya disimpan dalam kondisi siaga tinggi, ujar laporan itu.

Baca Juga: Innalillahi, Rumah Jejen di Lengkong Ludes Terbakar

Meskipun enam negara telah menambah stok mereka, jumlah hulu ledak nuklir gabungan mereka sedikit lebih dari 2.000 atau kurang dari sepertiga dari total cadangan Rusia.

Selain nuklir, ancaman seperti senjata kimia dan biologi juga meningkat, membuat dunia lebih berbahaya dari sebelumnya.

Artikel terkait sebelumnya telah tayang di Pikiranrakyat-bekasi.com dengan judul "Militer: Dunia Akan Lebih Berbahaya Jika Tiongkok dan Korut Tingkatkan Persenjataan Nuklir"

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah