John Bolton sendiri merupakan figur politisi konservatif yang kontroversial. Ia telah bekerja untuk Trump selama 17 bulan hingga memutuskan keluar pada September 2019 silam.
Baca Juga: Pria Mirip Kim Jong Un Ceritakan Pengalaman, Ditangkap, Disiksa Hingga Babak Belur oleh Agen Korut
Artikel ini telah tayang sebelumnya di laman Pikiran-Rakyat.com dengan judul Mantan Penasehat Keamanan AS Sebut Donald Trump Memohon Bantuan Xi Jinping Menangkan Pilpres 2020.
Ia bungkam ketika Presiden Donald Trump diserang upaya pemakzulan dan mau memberi keterangan jika dipaksa hakim.
Usai pemakzulan, John mengatakan dirinya akan bersaksi sebelum Senat AS mengeluarkan pemanggilan, tetapi Partai Republik menghalangi upaya ini.
John secara tidak ekplisit sempat ragu pada tindakan Trump yang dijadikan argumen pemakzulan apakah benar-benar bisa dianggap pelanggaran atau tidak.
Baca Juga: 'Mantra' Hadapi New Normal di Tengah Pandemi ala Motivator Merry Riana
Ia juga menuduh Partai Demokrat telah melakukan 'malpraktik pemakzulan' dengan membatasi penyelidikan hanya pada kesepakatan Trump dan Presiden Ukraina.
"Seharusnya DPR AS tak hanya fokus pada persoalan kepentingan Trump terhadap Ukraina yang membingungkan," tulisnya.
"Di sana ada peluang yang lebih besar untuk membujuk orang lain agar menyetujui 'kejahatan tingkat tinggi dan pelanggaran ringan' telah dilakukan (Trump)," pungkasnya.**( Mahbub Ridhoo Maulaa/PR).