"Keluarga korban sedang ditekan oleh militan untuk menyalahkan pasukan keamanan," kata Kumar.
Namun pihak keluarga korban terus membantah dan tidak terima dengan keterangan pihak kepolisian tersebut.
Anak korban bahkan mengatakan bahwa dia mendapatkan telepon yang mengabarkan ayahnya mengalami kecelakaan.
"Kami menerima telepon bahwa ayah saya mengalami kecelakaan," kata putra Khan, Suhail Ahmad dikutip Pikiran-rakyat.com dari Al Jazeera.
"Ketika kita sampai di Sopore, kita diberitahu bahwa dia terbunuh dalam baku tembak. Jika itu adalah baku tembak, tubuhnya seharusnya berada di dalam mobil, tetapi ditemukan di jalan," paparnya.
Baca Juga: Harga di Bawah 3 Jutaan, Berikut 3 Smartphone Oppo Ram 6GB, Cocok Buat Gamers
Aijaz Ahmad Qudsi, keponakan Khan, memberi tahu kantor berita Anadolu bahwa mobil pamannya yang sudah meninggal tidak ada bekas tembakan, bahkan tanpa goresan. Qudsi mengklaim pria berusia 65 tahun itu dipaksa keluar dari mobilnya dan kemudian ditembak oleh angkatan bersenjata.
Anggota keluarga juga menuduh pasukan keamanan sengaja menempatkan anak itu di tubuh sang kakek yang telah meninggal karena ingin mengambil foto.
"Mereka menyeret tubuhnya keluar dan meletakkan anak itu di atasnya. Pakaian anak itu basah oleh darah kakeknya," ujar salah satu kerabat Khan.
Keluarga itu mengatakan pria itu adalah karyawan biasa yang menghasilkan 6.000 rupee atau setara Rp1.150.000 per bulan.