Menurut dinas kebakaran Myanmar, tanah longsor dan kecelakaan lainnya kerap terjadi di tambang Hpakant yang tidak dikelola dengan baik tersebut.
Artikel terkait sebelumnya telah tayang di Pikiranrakyat-bekasi.com dengan judul "Duka Tambang Batu Giok di Myanmar, Ratusan Orang Tewas dalam Timbunan Tanah Longsor"
Pada tahun 2015, tanah longsor di daerah itu pernah menewaskan 116 orang.
Bahkan pada April 2020, setidaknya 54 penambang dihantam tanah longsor "danau lumpur" di daerah yang sama.
Baca Juga: Didesak Rakyat, Turki Gelar Sidang Alih Fungsi Hagia Sophia Jadi Masjid, Petinggi Kristen Menolak
Pada saat itu, sebuah saringan lumpur runtuh di tambang Hpakant, menyebabkan tanah longsor yang menimpa tempat beristirahat para penambang.
Dilaporkan, 54 korban itu terkubur bersama dengan 40 alat berat.
Tin Soe, seorang pejabat setempat, mengatakan kepada Reuters pada saat itu, "Mereka tidak akan bertahan. Itu tidak mungkin karena mereka terkubur di bawah lumpur."
Untuk diketahui, perdagangan batu giok Myanmar dilaporkan bernilai lebih dari 30 miliar dolar per tahun.** (Ikbal Tawakal/ Pikiranrakyat-bekasi.com)