MANTRA SUKABUMI - Partai-partai dan kelompok-kelompok keagamaan di dua negara Muslim terbesar di dunia, Pakistan dan Indonesia, menyatakan penghargaan atas keputusan Turki untuk mengubah Hagia Sophia kembali menjadi masjid.
Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan, ketua partai Jamaat-e-Islami Pakistan, Siraj ul Haq mengatakan berita pembukaan Hagia Sophia untuk doa-doa Muslim setelah 86 tahun "menghangatkan hati umat Islam di seluruh dunia dan khususnya di Pakistan."
"Terima salam terberat kami atas keputusan besar yang telah membalikkan ketidakadilan yang dilakukan beberapa dekade lalu," kata Haq dalam suratnya kepada Erdogan, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari Daily Sabah.
Baca Juga: Menelusuri Karya-karya Arsitektur Kekaisaran Ottoman yang Dikonversi Menjadi Gereja
Setelah berabad-abad bertugas sebagai gereja di bawah Kekaisaran Bizantium, Hagia Sophia diubah menjadi masjid oleh Ottoman Sultan Mehmed II setelah penaklukannya atas Istanbul pada tahun 1453. Pada 1935, Hagia Sophia diubah menjadi museum.
"Hagia Sophia adalah amanat (deposisi) Fatih Sultan Mehmed dan yang lebih baik daripada Presiden Erdogan dapat menangani tanggung jawab sebesar itu," tambah Haq.
Mengingat putusan pengadilan tinggi India tahun lalu tentang masjid Babri yang bersejarah, Haq mengatakan bahwa pada saat Turki yang mayoritas Muslim mengambil alih dalam melestarikan warisan Muslim dan non-Muslim, di India, tetangga Pakistan, " pemerintah nasionalis Hindu sekali lagi menyerang Masjid Babri yang sudah berusia berabad-abad dan menghancurkannya untuk membangun kuil Hindu.
Baca Juga: Rusia Dukung Turki, Jubir: Perubahan Status Hagia Sophia Justru Untungkan Wisatawan
"Masjid Babri dibangun oleh Zahir-Uddin Babur, seorang etnik Turki, dan kerajaan Mungal-nya memerintah Asia Selatan selama hampir 300 tahun.