MANTRA SUKABUMI - Pemerintah Libanon menyatakan "keadaan darurat" selama dua minggu, yang secara efektif memberikan kekuatan penuh kepada militer setelah ledakan mematikan itu.
Korban tewas telah meningkat menjadi 113 dan lebih dari 4.000 orang terluka, Menteri Kesehatan Hassan Hamad mengatakan pada hari Rabu.
Kabinet Libanon pada hari Rabu sepakat untuk menempatkan semua pejabat pelabuhan Beirut yang telah mengawasi penyimpanan dan keamanan sejak 2014 di bawah tahanan rumah, kata sumber-sumber menteri.
Baca Juga: Indonesia Kirim Prajurit TNI Untuk Membantu Korban-korban Ledakan di Libanon
Tidak jelas berapa banyak pejabat yang akan dimasukkan atau tingkat senioritas mereka.
Tentara akan mengawasi tahanan rumah sampai tanggung jawab ditentukan untuk ledakan besar di pelabuhan yang terjadi pada hari Selasa, kata sumber tersebut, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari Daily Sabah.
Langkah itu muncul di tengah spekulasi bahwa kelalaian adalah penyebab ledakan itu.
Baca Juga: Ini Sosok Pengganti Marc Marquez yang Absen di Seri Ceko MotoGP 2020
Ledakan itu tampaknya dipicu oleh api yang menyentuh muatan amonium nitrat yang telah disimpan di pelabuhan selama bertahun-tahun, meskipun tidak jelas apa yang memicu kebakaran itu.