MANTRA SUKABUMI - Hubungan kedua negara antara China dan Amerika Serikat setiap hari mengalami suhu turun naik.
Terkadang mengalami ketegangan yang bisa menghantarkan ke ambang perang dan juga ketegangannya mencair seperti tidak ada permasalahan yang dihadapi oleh kedua negara tersebut.
Baru-baru ini Menteri Pertahanan China Wei Fenghe dan mitranya dari AS Mark Esper saling memperingatkan melalui panggilan telepon tentang peningkatan risiko di Taiwan dan Laut China Selatan, dalam pembicaraan tingkat tertinggi AS-China sejak pemimpin negara Yang Jiechi bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Hawaii pada pertengahan Juni.
Baca Juga: Kabar Gembira Gaji 13 PNS dan Pensiun Bakal Cair Senin 10 Agustus 2020, Segini Besarannya
Esper "mengungkapkan keprihatinan tentang aktivitas destabilisasi (militer China) di sekitar Taiwan dan Laut China Selatan, dan meminta (China) untuk menghormati kewajiban internasional" serta membagikan lebih banyak datanya tentang Covid-19, juru bicara Pentagon Jonathan Hoffman mengatakan kepada wartawan di Washington pada hari Kamis, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari SCMP.
"Ada kewajiban yang menjadi tanggung jawab pemerintah China sehubungan dengan perjanjian (Organisasi Kesehatan Dunia), jadi mereka perlu menyediakan sampel untuk memberikan data," kata Hoffman.
"Itu tidak terjadi dan kami berharap mereka terus meningkatkan berbagi informasi terkait hal itu." Menteri pertahanan AS juga "menegaskan prinsip dan pentingnya hubungan pertahanan yang konstruktif, stabil, dan berorientasi hasil antara Amerika Serikat" dan Tentara Pembebasan Rakyat, kata Hoffman, seraya menambahkan bahwa seruan itu berlangsung sekitar 90 menit.
Baca Juga: Ahli Kesehatan Washington Memperkirakan AS Akan Alami Kematian Hingga Capai 300 Ribu Orang
Pembicaraan itu terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kemungkinan perang panas antara kedua kekuatan, terutama di Laut China Selatan.