MANTRA SUKABUMI - Ribuan pengunjuk rasa telah kembali ke jalan-jalan Yerusalem menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas tuduhan korupsi dan kesalahan penanganan pandemi virus corona.
Para pengunjuk rasa terlihat bentrok dengan polisi hingga larut malam pada Sabtu dan Minggu pagi di luar kediaman perdana menteri yang diperangi itu, yang baru-baru ini meraih kesepakatan diplomatik bersejarah dengan Uni Emirat Arab.
Gambar dari kantor berita dan media sosial menunjukkan beberapa demonstran diseret oleh polisi ketika protes anti-Netanyahu berlanjut selama delapan minggu.
Baca Juga: Ketegangan Meningkat di Thailand Menjelang Protes Pro-Demokrasi Baru
Baca Juga: Pria Asal Texas Nekat Pasang Billboard Cari Pacar, Rela Bayar 74 jt untuk Makcomblang
Menurut laporan, beberapa pengunjuk rasa juga berusaha untuk berbaris menuju kediaman Presiden Israel Reuven Rivlin tetapi dicegah oleh polisi.
Surat kabar Haaretz memperkirakan sebanyak 50.000 orang Israel melakukan protes di seluruh negeri pada hari Sabtu. seperti dikutip mantrasukabumi.com dari Aljazeera.
Netanyahu telah menolak para demonstran sebagai "kiri" dan "anarkis" dan menuduh media lokal memperkuat protes dengan memberi mereka liputan berat.
Perdana menteri Israel dilantik untuk masa jabatan kelima pada Mei setelah mencapai kesepakatan koalisi empat bulan lalu dengan sentris Benny Gantz, saingan utamanya dalam tiga pemilihan yang tidak meyakinkan sejak April 2019.