MANTRA SUKABUMI - Lebanon, salah satu negara ketiga yang mengakui kemerdekaan Indonesia kini mengalami peningkatan kasus Covid-19.
Negara ini mengalami krisis keuangan, sebelum terjadi ledakan pada 4 Agustus 2020 lalu.
Ledakan yang terjadi pada sebuah gudang di pelabuhan Beirut itu menewaskan sedikitnya 178 orang, dan melukai lebih dari 6.000 lainnya.
Baca Juga: Ribuan Orang Memprotes Kepemimpinan Libanon dan Serbu Gedung Pemerintah Usai Ledakan Besar di Beirut
Baca Juga: Bentrokan Pecah di Perbatasan Israel-Lebanon, Hizbullah akan Balas Kematian Pejuangnya
Dampak ledakan membuat sekitar setengah dari 55 pusat medis di seluruh Beirut tidak berfungsi, menghancurkan sebagian ibu kota dan mendorong pemerintah untuk mundur.
Ditengah kesulitan yamg sedang dihadapi, kini mereka juga sedang berjuang menangani lonjakan Covid-19.
Diungkapkan Menteri kesehatan sementara Lebanon, Lebanon perlu memberlakukan lockdown (penguncian) selama dua minggu setelah kasus infeksi virus corona melonjak di negara itu, yang sedang berusaha memulihkan diri dari dampak ledakan di Beirut.
"Hari ini kami nyatakan status kewaspadaan umum dan kita perlu mengambil langkah berani untuk menutup (negeri) selama dua minggu," kata Menteri Hamad Hassan kepada radio Voice of Lebanon seperti dikutip mantrasukabumi.com dari Antara pada Selasa, 18 Agustus 2020.
Baca Juga: Benarkah Amonium Nitrat Sumber Ledakan yang Hanguskan Lebanon?