"Yunani telah mengumumkan Navtex milik mereka sendiri dengan melanggar hukum dan cara yang tak elok. Dengan pendekatan ini, Yunani telah menanam sebuah kekacauan yang tidak akan bisa dihindari olehnya," bebernya.
Baca Juga: AS-Turki Kembali Memanas, Turki Kecam Joe Biden yang Sebut Amerika Harus Dukung Oposisi Turki
Ketegangan kedua negara muncul setelah Turki memperpanjang misi kapal Oruc Reis untuk survei eksplorasi sumber daya alam di kawasan Mediterania bagian timur hingga 27 Agustus. Yunani menyebut survei yang dilakukan Turki tersebut ilegal.
Hal itu disampaikan Juru bicara Pemerintah Yunani Stelios Petsas, ia menyatakan bahwa Yunani telah meluncurkan Navtex yang memiliki tenggat waktu pada tanggal yang sama, 27 Agustus.
"Yunani merespons secara tenang dan dengan kesiapan dalam hal diplomatik maupun level operasional. Dan dengan kepercayaan diri bangsa, kami melakukan apa saja yang diperlukan untuk mempertahankan hak atas kedaulatan kami," ujar Petsas.
Baca Juga: Segera Cek Rekening Anda, Berikut Cara Cek BLT Rp600 Ribu Via SMS, WhatsApp, dan Web
Baca Juga: Yuk Kenali 5 Jenis Tanaman Hias Berdaun Merah dengan Harganya, Cocok Ditanam di Halaman Rumah
Seperti diketahui bahwa Turki dan Yunani merupakan sekutu dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), belakangan ini dengan keras saling menyatakan ketidaksetujuan terhadap klaim sumber daya hidrokarbon di Mediterania yang dilakukan masing-masing pihak.
Kementerian Pertahanan Turki sendiri menyebut latihan maritim mereka yang melibatkan kapal-kapal Turki dan angkatan laut sekutu akan dilakukan di Mediterania pada 25 Agustus ini.**