Sengketa Laut Mediterania, Presiden Turki Erdogan Nyatakan Siap Perang Hadapi Yunani

- 25 Agustus 2020, 10:43 WIB
Presiden Turki
Presiden Turki /

MANTRA SUKABUMI - Sengketa wilayah saat ini terjadi di beberapa wilayah, diantaranya di Laut China Selatan dan Laut Mediterania.

Jika Laut China Selatan melibatkan Amerika Serikat dan China, maka Laut Mediterania melibatkan Turki dan Yunani.

Beberapa waktu lalu, hubungan Turki dan Yunani sempat memanas karena keputusan Turki yang merubah Hagia Sophia menjadi masjid dan dibalas Yunani dengan membakar bendera Turki oleh demonstran.

Baca Juga: Hubungan Turki dan Yunani Kian Memanas, Tanda Genderang Perang Akan Dimulai

Baca Juga: Selain Hagia Sophia, Turki Juga Ubah Gereja Chora Jadi Masjid

Kini hubungan kedua negara tersebut kembali memanas terkait wilayah Laut Mediterania.

Dikabarkan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Senin, 24 Agustus 2020 bahwa angkatan laut negaranya tidak akan mundur seiring dengan Yunani yang "menanam kekacauan" di laut Mediterania bagian timur, di mana kedua negara sama-sama mengklaim wilayah.

"Pihak yang menempatkan Yunani di hadapan angkatan laut Turki tidak akan berdiri di belakang mereka," kata Erdogan usai rapat kabinet, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari ANTARA pada Selasa, 25 Agustus 2020.

Erdogan menambahkan bahwa Pemerintah Yunani tidak berhak mengirim Navtex, peringatan navigasi dan cuaca maritim, di area yang diklaim oleh Turki.

"Yunani telah mengumumkan Navtex milik mereka sendiri dengan melanggar hukum dan cara yang tak elok. Dengan pendekatan ini, Yunani telah menanam sebuah kekacauan yang tidak akan bisa dihindari olehnya," bebernya.

Baca Juga: AS-Turki Kembali Memanas, Turki Kecam Joe Biden yang Sebut Amerika Harus Dukung Oposisi Turki

Ketegangan kedua negara muncul setelah Turki memperpanjang misi kapal Oruc Reis untuk survei eksplorasi sumber daya alam di kawasan Mediterania bagian timur hingga 27 Agustus. Yunani menyebut survei yang dilakukan Turki tersebut ilegal.

Hal itu disampaikan Juru bicara Pemerintah Yunani Stelios Petsas, ia menyatakan bahwa Yunani telah meluncurkan Navtex yang memiliki tenggat waktu pada tanggal yang sama, 27 Agustus.

"Yunani merespons secara tenang dan dengan kesiapan dalam hal diplomatik maupun level operasional. Dan dengan kepercayaan diri bangsa, kami melakukan apa saja yang diperlukan untuk mempertahankan hak atas kedaulatan kami," ujar Petsas.

Baca Juga: Segera Cek Rekening Anda, Berikut Cara Cek BLT Rp600 Ribu Via SMS, WhatsApp, dan Web

Baca Juga: Yuk Kenali 5 Jenis Tanaman Hias Berdaun Merah dengan Harganya, Cocok Ditanam di Halaman Rumah

Seperti diketahui bahwa Turki dan Yunani merupakan sekutu dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), belakangan ini dengan keras saling menyatakan ketidaksetujuan terhadap klaim sumber daya hidrokarbon di Mediterania yang dilakukan masing-masing pihak.

Kementerian Pertahanan Turki sendiri menyebut latihan maritim mereka yang melibatkan kapal-kapal Turki dan angkatan laut sekutu akan dilakukan di Mediterania pada 25 Agustus ini.**

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah