MANTRA SUKABUMI - Pada Senin 31 Agustus Thailand menunda pembelian dua kapal selam senilai US $ 724 juta dari China, menyusul kemarahan publik atas kesepakatan yang kontroversial itu karena ekonomi kerajaan mengalami penurunan akibat pandemi virus corona.
Berdasarkan kesepakatan 2015, Thailand adalah salah satu negara pertama yang membeli perangkat angkatan laut China dan menyelesaikan pembelian tiga kapal selamnya pada 2017, dengan yang pertama diharapkan akan dikirim pada 2023.
Dikutip mantrasukabumi.com dari CNA, pesanan dua lagi seharga 22,5 miliar baht (US $ 724 juta) telah disetujui awal bulan ini oleh sub-komite parlemen, sebuah langkah yang menuai protes publik saat Thailand berjuang dengan ekonomi terjun bebas.
Baca Juga: AS Ajukan Gagasan Persetujuan Awal untuk Vaksin COVID-19
Baca Juga: Aksi Protes di AS Kian Mematikan, Biden Kutuk Kekerasan dan Sebut Kekacauan telah Terjadi
Angry Thais turun ke media sosial untuk mengkritik kesepakatan itu, dan tagar "Orang tidak ingin kapal selam," menjadi tren di Twitter.
Juru bicara pemerintah Anucha Burapachaisri mengumumkan Senin, Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha juga menteri pertahanan, telah meminta angkatan laut untuk mempertimbangkan penundaan dalam pembelian dua kapal selam tambahan.
"Angkatan laut akan bernegosiasi dengan China untuk menunda satu tahun lagi," kata Anucha kepada wartawan.
Pemerintahan yang berpihak pada militer Prayut mendapat kecaman dari protes hampir setiap hari menuntut pengunduran dirinya dan perombakan total pemerintah oleh para demonstran dianggap tidak sah.