Luar Biasa, Para ilmuwan Deteksi Lubang Hitam 'Masa Menengah' Misterius

- 3 September 2020, 10:00 WIB
Simulasi Penggabungan Lubang Hitam Biner GW190521. Hingga kini, lubang hitam bermassa 100 hingga 1.000 kali Matahari kita belum pernah ditemukan
Simulasi Penggabungan Lubang Hitam Biner GW190521. Hingga kini, lubang hitam bermassa 100 hingga 1.000 kali Matahari kita belum pernah ditemukan /

Menurut pengetahuan saat ini, keruntuhan gravitasi sebuah bintang tidak dapat membentuk lubang hitam dalam kisaran 60 hingga 120 massa matahari karena - pada ukuran tersebut - bintang-bintang tersebut benar-benar hancur oleh ledakan supernova yang menyertai keruntuhan.

Namun, dua lubang hitam yang memunculkan GW190521 berada dalam jangkauan.

"Peristiwa ini menjadi tantangan bagi model pembentukan lubang hitam saat ini," kata Mapelli.
Ini juga merupakan petunjuk tentang seberapa banyak yang masih belum diketahui.

Baca Juga: Jelang Pemilu AS, Donald Trump dan Joe Biden Terus Tingkatkan Kampanye di Tengah Krisis Nasional

Simulasi Penggabungan Lubang Hitam Biner GW190521. Hingga kini, lubang hitam bermassa 100 hingga 1.000 kali Matahari kita belum pernah ditemukan
Simulasi Penggabungan Lubang Hitam Biner GW190521. Hingga kini, lubang hitam bermassa 100 hingga 1.000 kali Matahari kita belum pernah ditemukan


"Deteksi ini menegaskan bahwa ada alam semesta luas yang tetap tak terlihat oleh kita," kata Karan Jani, ahli astrofisika dengan eksperimen gelombang gravitasi LIGO pemenang Nobel.
"Kami memiliki pemahaman teoritis dan observasi yang sangat terbatas dari kelas lubang hitam menengah yang sulit dipahami ini."

Tapi fakta yang bisa dideteksi itu sendiri luar biasa.

"Kemampuan kami untuk menemukan lubang hitam selebar beberapa ratus kilometer dari separuh jagat raya adalah salah satu realisasi paling mencolok dari penemuan ini," tambah Jani.

Kedua studi tersebut diterbitkan dalam Physical Review Letters, dan Astrophysical Journal Letters.

Konsorsium LIGO (Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory) dipimpin oleh para ilmuwan di MIT dan Caltech, sedangkan kolaborasi Virgo mencakup lebih dari 500 ilmuwan di seluruh Eropa.**

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah