Picu Reaksi, Usai Tiongkok Keluarkan Kebijakan Baru Ganti Bahasa Etnis Mongolia dengan Mandarin

- 6 September 2020, 14:41 WIB
Ilustrasi pelajar
Ilustrasi pelajar /.*/Istimewa

MANTRA SUKABUMI - Pelajar etnis Mongolia dan orang tua di China Utara telah melakukan boikot sekolah massal atas kurikulum baru yang akan mengurangi pendidikan dalam bahasa Ibu mereka.

Dalam kebijakan baru bahasa Mandarin akan menggantikan bahasa Mongolia sebagai bahasa pengantar untuk tiga mata pelajaran di sekolah dasar dan menengah bagi kelompok minoritas di seluruh Daerah Otonomi Mongolia Dalam.

Pihak berwenang telah memihak pada penerapan kurikulum standar nasional yang dilengkapi dengan buku teks China yang disusun dan disetujui oleh pembuat kebijakan di Beijing.

 Baca Juga: Hong Kong Akan Adakan Pengujian Masal Gelombang 3, 1 Juta Orang Telah Mendaftar Tes Corona Gratis

Dilansir dari channelnewsasia.com, menurut pembuat kebijakan baru ini, mereka mengatakan pembuatan kebijakan baru akan meningkatkan jalur siswa minoritas ke pendidikan tinggi dan kebijakan.

Orang tua khawatir bahwa langkah tersebut akan menyebabkan punahnya bahasa Mongolia secara bertahap, yang berarti tidak lain akan menghilangkan budaya Mongolia yang sudah mulai memudar.

Menurut para kritikus, kebijakan tersebut mirip dengan langkah-langkah yang diterapkan di wilayah Tibet dan Xinjiang, dimana bahasa Mandarin telah menggantikan bahasa etnis minoritas sebagai bahasa pengantar di sebagian besar sekolah.

Tak hanya itu, kebijakan ini juga mencerminkan perubahan dalam kebijakan partai menuju asimilasi yang lebih agresif dibawah Presiden XI Jinping.

Baca Juga: India-China Saling Menyalahkan Atas Ketegangan Perbatasan Himalaya

Halaman:

Editor: Encep Faiz

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x