WHO: Tak Akan Ada Vaksin Virus Corona untuk Kembali ke Kehidupan Normal Hingga 2022

- 16 September 2020, 12:10 WIB
Ilustrasi vaksin Corona.
Ilustrasi vaksin Corona. /AFP/


MANTRA SUKABUMI - Jangan berharap ada cukup vaksin Covid-19 untuk kehidupan kembali normal hingga 2022, kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan memperkirakan pada hari Selasa.

Swaminathan mengatakan itu Inisiatif Covax WHO, mekanisme pengumpulan sumber daya untuk menyediakan akses vaksin yang adil ke negara-negara dengan tingkat pendapatan berbeda, hanya akan mampu mengumpulkan sekitar ratusan juta dosis pada pertengahan tahun depan, yang berarti masing-masing dari 170 negara atau ekonomi yang telah bergabung “akan memiliki sesuatu".

Tetapi jumlah dosis akan terlalu kecil untuk mengubah kebutuhan akan jarak sosial dan pemakaian masker hingga produksi ditingkatkan dan mencapai target 2 miliar pada akhir tahun 2021.

Baca Juga: Lagi-lagi, Pesawat Israel Lakukan Penyerangan Udara di Gaza

“Cara orang membayangkannya adalah bahwa di bulan Januari Anda memiliki vaksin untuk seluruh dunia dan semuanya akan mulai kembali normal, ini bukan cara kerjanya,” katanya.
“Penilaian terbaik kami (untuk peluncuran vaksin) adalah pertengahan 2021 karena di awal 2021 adalah saat Anda akan mulai melihat hasil dari beberapa uji coba ini," seperti dikutip mantrasukabumi.com dari SCMP.

China, bagaimanapun, menampilkan garis waktu yang lebih agresif. Pada hari Selasa, Wu Guizhen dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China mengatakan orang-orang di China akan memiliki akses ke vaksin yang dikembangkan secara lokal pada awal November atau Desember.

Presiden AS Donald Trump juga telah berjanji akan ada vaksin segera kekhawatiran bahwa regulator AS mungkin tunduk pada tekanan politik dan menerbitkan lisensi penggunaan darurat sebelum waktunya.

Baca Juga: Daebak, Tak Tanggung-tanggung Masker Penumpang Angkutan Umum ini Ular Hidup

Swaminathan mengatakan WHO berencana mengeluarkan pedoman tentang penggunaan darurat vaksin minggu depan.

"Semua uji coba yang sedang berlangsung memiliki tindak lanjut selama setidaknya 12 bulan jika tidak lebih lama," katanya. “Itu adalah waktu yang biasa Anda lihat untuk memastikan Anda tidak mengalami efek buruk jangka panjang setelah beberapa minggu pertama.”

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: SCMP


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x