Pembangkang Saudi yang Diasingkan Lakukan Perlawanan Politik dengan Luncurkan Partai Oposisi

- 24 September 2020, 13:57 WIB
Bendera Arab Saudi. */Net
Bendera Arab Saudi. */Net /


MANTRA SUKABUMI - Sekelompok pembangkang Saudi yang diasingkan di negara-negara termasuk Inggris dan Amerika Serikat telah mengumumkan peluncuran partai oposisi, perlawanan politik terorganisir pertama di bawah pemerintahan Raja Salman.

Arab Saudi adalah monarki absolut yang tidak mentolerir oposisi politik apa pun, tetapi pembentukan Partai Majelis Nasional pada peringatan berdirinya kerajaan terjadi di tengah tindakan keras negara yang berkembang terhadap perbedaan pendapat dan kebebasan berekspresi.

Upaya masa lalu untuk mengatur politik di negara Teluk pada 2007 dan 2011 ditindas dan anggotanya ditangkap.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

"Dengan ini kami mengumumkan pembentukan Partai Majelis Nasional, yang bertujuan untuk melembagakan demokrasi sebagai bentuk pemerintahan di kerajaan Arab Saudi," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan, Rabu kemarin, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari Aljazera.

Perkembangan itu tidak mungkin secara serius merusak otoritas keluarga penguasa paling kuat di dunia Arab. Tetapi itu menimbulkan tantangan baru bagi para penguasa Arab Saudi ketika mereka bergulat dengan harga minyak mentah yang rendah dan bersiap untuk menjadi tuan rumah KTT G20 pada November di tengah pandemi virus corona.

Partai tersebut dipimpin oleh aktivis hak asasi manusia terkemuka yang berbasis di London Yahya Assiri, dan anggotanya termasuk akademisi Madawi al-Rasheed, peneliti Saeed bin Nasser al-Ghamdi, Abdullah Alaoudh yang berbasis di AS dan Omar Abdulaziz yang berbasis di Kanada, sumber yang dekat dengan organisasi tersebut. kata kantor berita AFP.

Baca Juga: Ternyata Pihak Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Melakukan Verifikasi Sampai Tiga Tahap

"Kami mengumumkan peluncuran partai ini pada saat kritis untuk mencoba menyelamatkan negara kami untuk melembagakan masa depan yang demokratis dan untuk menanggapi aspirasi rakyat kami," Assiri, sekretaris jenderal partai, mengatakan kepada AFP.

Assiri, mantan perwira Angkatan Udara Kerajaan Saudi, mendirikan organisasi hak asasi manusia ALQST yang berbasis di London, yang telah membuat katalog apa yang disebutnya pelanggaran negara yang meluas termasuk penangkapan aktivis wanita, akademisi dan anggota keluarga kerajaan.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x