Seoul Menuntut Penjelasan Atas Pembunuhan Warga Sipil dan Mengecam Keras Pyongyang

- 26 September 2020, 15:50 WIB
Seorang pejabat Korea Selatan, yang ditembak mati oleh pasukan Korea Utara, berada di kapal patroli Mugunghwa 10 sebelum hilang awal pekan ini. (Yonhap)
Seorang pejabat Korea Selatan, yang ditembak mati oleh pasukan Korea Utara, berada di kapal patroli Mugunghwa 10 sebelum hilang awal pekan ini. (Yonhap) /


MANTRA SUKABUMI - Korea Selatan pada Kamis menuntut Korea Utara menjelaskan pembunuhan seorang pejabat perikanan Korea Selatan di perairan Utara, mengutuk keras tindakan tersebut sebagai tindakan “tidak manusiawi.”

Tentara Korea Utara menembak mati seorang pejabat berusia 47 tahun yang berafiliasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Seoul, yang tampaknya mencoba membelot ke Utara melalui laut, militer mengonfirmasi di Seoul. Tentara Korea Utara kemudian membakar mayatnya, tambahnya.

Sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari koreaherald.com, bahwa Pyongyang tidak mengakui atau membantah pembunuhan itu hingga waktu pers.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Presiden Korea Selatan Moon Jae In menyebut pembunuhan seorang warga Korea Selatan oleh Korut sebagai insiden yang mengejutkan, “tidak dapat ditoleransi untuk alasan apa pun”, menuntut Pyongyang menanggapi dan mengambil tindakan yang sesuai.

Moon juga telah memerintahkan militer untuk memperkuat postur pertahanannya dan menjaga kesiapan untuk mengamankan nyawa dan keselamatan warga negaranya.

Cheong Wa Dae mengecam pembunuhan itu sebagai “tindakan tidak manusiawi”, mendesak Korea Utara untuk mengungkapkan kebenaran sepenuhnya di balik insiden tersebut dan bertanggung jawab sepenuhnya.

Baca Juga: Buruan Daftar, Kartu Prakerja Gelombang 10 Sudah Dibuka Hari ini, Berikut Cara Daftarnya

“Penembakan militer Korea Utara terhadap warga sipil Korea Selatan yang tidak bersenjata tanpa niat untuk melawan dan merusak tubuhnya tidak dapat dibenarkan dengan alasan apa pun,” kata Suh Choo Suk, wakil direktur kantor keamanan nasional, setelah pertemuan NSC darurat.

Mengutuknya sebagai “tindakan melawan norma dan kemanusiaan internasional,” Suh menuntut Korea Utara meminta maaf atas tindakan tidak manusiawi tersebut dan mengambil langkah-langkah yang jelas untuk mencegah terulangnya insiden semacam itu.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Korea Herald


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x