Militer mengajukan pengaduan ke Korut pada Rabu melalui jalur komunikasi Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa, tetapi Pyongyang belum menanggapi.
Baca Juga: Sering Digunakan Bumbu Masakan, Ternyata Santan Banyak Miliki Manfaat Kesehatan Rambut dan Kulit
Otoritas Korea Selatan percaya pasukan Korea Utara membunuh pejabat Korea Selatan atas perintah dari atasan untuk mencegah COVID-19 memasuki negara itu.
Pihak berwenang Seoul mengatakan penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui motif di balik dugaan pembelotan itu.
Laporan media lokal mengatakan pria, yang memiliki dua anak, baru-baru ini bercerai dan menderita masalah keuangan.
Pembunuhan seorang warga Korea Selatan diperkirakan akan memicu ketegangan antara kedua Korea di tengah kebuntuan dalam negosiasi nuklir antara AS dan Korea Utara.
Ketegangan meningkat pada Juni ketika Korut meledakkan kantor penghubung antar-Korea di dalam wilayahnya untuk memprotes kelompok-kelompok sipil dari Korsel yang mengirimkan selebaran anti-Pyongyang melintasi perbatasan.
Baca Juga: Kementerian Luar Negeri China Bantah Klaim Lembaga Pemikir tentang Penghancuran Masjid Xinjiang
Kementerian Unifikasi yang bertanggung jawab atas urusan antar Korea juga mengajukan protes keras terhadap Pyongyang, dengan mengatakan tindakan tidak manusiawi itu “menuangkan air dingin” atas upaya dan kesabaran Seoul yang konsisten untuk rekonsiliasi dan perdamaian antara kedua Korea.
Ini adalah pertama kalinya Korea Utara membunuh seorang warga sipil dari Korea Selatan di Korea Utara sejak Juli 2008.